search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Wayang Kartun Bagong Subarjdo Pentas di Kuta
Jumat, 14 Maret 2008, 16:21 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Dalang asal kota Jogjakarta, Ki Bagong Subardjo menggelar pertunjukan seni wayang di Kuta Bali. Wayang yang dipentaskan berbeda dengan pagelaran wayang lainnya, karena menggunakan wayang berbentuk kartun. Berbeda dengan pagelaran wayang kulit lainnya, pertunjukan wayang kartun ini tidak hanya diiringi oleh gending atau lagu tradisonal jawa.

Pentas wayang kartun di Kuta Bali, Kamis (13/3) malam, juga diiringi lagu perjuangan Halo-Halo Bandung.

Pentas wayang kartun Ki Bagong dibantu dua dalang lainnya Tri Nugroho dan Ki Suparman di Bali, serangkaian pembukaan sebuah museum kartun di Kuta. Lakon yang dibawakan malam itu adalah bale sigolo-golo, sebuah penggalan dari kisah cerita wayang Mahabrata. Wayang yang ditampilkan dalam pagelaran ini mempunyai bentuk yang tidak lazim.

Semua wayang yang dimainkan mempunyai bentuk kartunal, diantaranya wayang seorang wanita berpakaian seronok mirip penyanyi dangdut, wayang sedang mengendarai mobil, dan ada juga wayang ngebut naik sepeda motor. Wayang berbentuk jin dan dedemit yang ditampilkan juga mempunyai bentuk lucu, yang sudah dimodifikasi berbentuk kartun. Penampilan wayang berbentuk kartun ini menjadi sebuah tontonan baru bagi para pecinta wayang di Bali.

“Ini menjadi suatu tontonan baru, yang tidak bisa disaksikan dalam pertunjukan wayang lainnya. Banyak terdapat pembaharuan-pembaharuan dalam wayang kartun ini,” kata Doni, salah seorang penonton. Meski wayangnya berbentuk aneh dan ditampilkan secara “hancur-hancuran”, dalang Ki Bagong Subardjo menolak wayangnya disebut bertentangan dengan pakem atau pakeliran dunia perdalangan.

 

“Pakem itu diciptakan oleh dalang itu sendiri, seperti dalang Ki Manteb dengan wayang setannya dan juga dalang-dalang lainnya. Jadi mereka bisa saja menciptakan pakemnya sendiri,” kata Bagong. Wayang kartun yang terbuat dari kulit dan kertas karton ini mulai dipentaskan sejak tahun 1992 silam di Ancol Jakarta.

Untuk sekali pentas, wayang kartun ini hanya berdurasai 1,5 hingga 2 jam, berbeda dengan pertunjukan wayang lainnya yang bisa semalam suntuk. Untuk sekali pentas, Ki Bagong dan beberapa seniman pendukungnya dibayar antara Rp 10 hingga Rp 24 juta. Selain di Kuta Bali, wayang kartun ini juga sudah pernah pentas di beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Jogjakarta, dan beberapa kota besar lainnya di Indonesia.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami