Bagiada: Yang Ngomong Itu Sinting
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BULELENG.
Penolakan Investasi Danau Buyan dan berbagai komentar terkait Danau buyan sebagai Kawasan suciPenolakan Investasi Danau Buyan dan berbagai komentar terkait Danau buyan sebagai Kawasan suci, mulai direspon Bupati Buleleng, Putu Bagiada setelah lama berupaya menahan diri terhadap kritik dan sorotan berbagai kalangan tentang pengembangan kawasan hutan dan Danau Buyan di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada.
Bupati Bagiada usai menghadiri sidang paripurna istimewa DPRD Buleleng dengan agenda PAW bagi tiga anggota Dewan di Gedung DPRD Buleleng, Rabu (4/2) menegaskan, sejumlah orang yang telah berkomentar terkait pengembangan kawasan hutan dan Danau Buyan adalah orang sinting yang asal bunyi (asbun) tanpa menelaah lebih dalam fakta sesungguhnya di Buleleng.
“Yang ngomong itu sinting. Tulis semua pernyataan saya ini, jangan tulis setengah-setengah. Mereka yang ngomong itu sinting, asal bicara tidak tahu fakta di Buleleng, Saya sayangkan sekali ada pejabat, tokoh agama dan orang Buleleng asal bicara tidak sesuai fakta. Mereka mestinya pengerti persoalannya dulu, jangan asal komentar. Silahkan ngomong, itu hak demokrasi mereka, tapi yang sesuai fakta, komentar yang factual buakn asal ngomong, Saya siap berdebat dengan siapa saja. Mari kita berdebat terbuka. Jangan hanya ngomong saja tapi tidak mengerti persoalan di Buleleng,†tegas Bupati Bagiada.
Bupati Bagiada dengan nada tinggi memaparkan, jagat Bali merupakan suci dan sacral, namun tidak berarti tidak boleh dikembangkan untuk mensejahterakan masyarakat Bali termasuk masyarakat Buleleng. “Jangan bepikir nista. Kalau kita sendiri sudah berpikir nista terhadap kawasan suci itu sendiri bagaimana bisa berbicara tentang kawasan suci. Bersihkan hati kita sebelum berbicara masalah spiritualitas. Mari berbicara spiritual dengan saya. Jangan mengaku tokoh agama tapi berpikir nista terhadap kesucian Bali ,†ujarnya.
Disisi lain, Bupati Bagiada juga menyayangkan orang-orang yang mengaku sebagai pemerhati lingkungan dan tokoh agama yang hanya mengkritik Danau Buyan, sedangkan Danau Batur dan Danau Beratan yang telah terjamah dan tidak tertata tidak disorot, padahal danau tersebut juga disucikan masyarakat Bali.
Reporter: bbn/sas