search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Persoalan Listrik Bali Dikaitkan Dengan Kesucian Pura
Selasa, 6 Oktober 2009, 22:10 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyatakan, persoalan ketersediaan energi listrik di Bali yang sudah masuk fase kritissaat ini bisa diatasi dengan Sambungan Udara Tegangan Tinggi (SUTT). Tapi SUTT ini hingga kini belum bisa terealiasasi karena masih ada pihak yang membenturkannya dengan kajian sosial budaya, termasuk soal kesucian pura.


Listrik itu penting sekali, kita harus punya sumber listrik, baik yang berdiri sendiri di Bali atau yang lebih di Jawa, kenapa tidak dibawa ke Bali, persoalannya sekarang bagaimana membawa listrik itu dari Jawa dengan aman, kata Pastika di Kuta, hari ini (6/10) .



Aman yang dimaksud Pastika adalah aman segala-galanya, baik itu aman dari sisi lingkungan hidup, aspek soaisl budaya, serta bisa diterima masyarakat dengan baik karena ini untuk kepentingan orang banyak.

Kabel listrik bawah air dari Jawa ke Bali secara teknis itu berbahaya , saat ini saja sudah banyak (kabel) yang putus. Yang paling memungkinkan saat ini adalah Sambungan Udara Tegangan Tinggi (SUTT). Itu tingginya 350 meter di atas permukaan laut, jadi relatif aman, jelas Pastika.


Kabel SUTT dari Jawa ke Bali, kata Pastika, akan ‘turundi kawasan Taman Bali Barat, Jembrana, dengan ketinggian kabel 45 meter di atas permukaan tanah.

Masuk akal jika SUTT ini lewat Taman Bali Barat, sepanjang tidak merusak lingkungan, radiasinya hanya sekitar 3 meter (di bawah bentangan kabel), tinggi pohon (di Taman Bali Barar) 20 meter, jadi dengan tinggi kabel 45 meter, aman lah, kata Pastika.



Terkait rencana SUTT listrik Jawa Bali ini, ujar Pastika, pihaknya sudah mendengar hasil kajian ahli lingkungan hidup dan ahli sosial budaya. Sementara dari segi kajian teknis sudah tidak ada masalah.

Kajian teknisnya (SUTT) sudah tidak masalah, yang masih masalah adalah sosial budaya, ada kaitannya dengan pendapat masyarakat yang rame-rame itu, jadi tolong Anda (wartawan) bantu saya, jangan pertentangkan orang yang ribut-ribut terus itu, ribut tentang kesucian Bali dan kesucian pura. Kalau bicara soal kesucian (pura), semua orang nggak mau kesucian (pura) itu terusik, kata Pastika dengan nada tinggi.

Persoalan listrik di Bali, kata Pastika, harus segera diatasi agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.


50 ribu orang saat ini tunggu (dipasang) listrik di Bali, belum lagi kebutuhan di sektor industri, parwisata dan sebagainya, jadi persoalan listrik di Bali jangan selalu dihubungkan dengan kesucian Pulau Bali dan pura dan sebagainya, karena itu sudah pasti akan tetap dijaga, ujar Pastika. (bob)

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami