search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
PDIP Yakin Kandidatnya Menang, Bantah Hitungan Pastika
Jumat, 17 Mei 2013, 18:23 WITA Follow
image

Beritabali.com/Dok

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

PDIP tetap optimis kandidatnya menang dalam Pilgub Bali. Wakil Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristianto menegaskan pihaknya masih berpegang teguh jika kandidat yang diusung PDIP, Anak Agung Ngurah Puspayoga-Dewa Nyoman Sukrawan (PAS) keluar sebagai pemenang dengan perolehan suara 50,8 persen.

Menurut Hasto, angka yang diperolehnya berdasarkan perhitungan internal partai dan juga relawan PAS.

"Sampai saat ini kami tetap berpegangan pada yang kemarin, hasil real count berbasis form C1. Ada perubahan suara di Karangasem dan Klungkung. Lansiran data mereka (tim Pastika-Sudikerta) membuat ketegangan di lapangan. Kami membantah hitung-hitungan itu," ujar Hasto, ketika memberi keterangan resmi di Kantor DPD PDIP Bali, Jumat (17/5/2013).

Hasto menyatakan jika suara kandidat PAS mengalami penurunan di Kabupaten Klungkung dan Karangasem.

"Meski begitu kami masih lebih unggul dari pasangan lain. Kita tidak ingin perang wacana. Kami taat asas, mampu melakukan pengendalian hingga tingkat ranting. Ada lempar batu sembunyi tangan, seolah-olah kami melakukan kecurangan. Jangan karena demi ambisi mengalahkan kekuasaan, suara demokrasi rakyat dikebiri," tegas Hasto.

Hasto meminta agar semua pihak bersabar menunggu pengumuman resmi KPUD Bali terkait perolehan suara masing-masing kandidat.

"Jangan ada provokasi, dimana dibalik itu sesungguhnya ada niatan tersembunyi merubah rekapitulasi suara. Mari kita tunggu KPU yang memiliki aspek legalitas," ajak Hasto

Sementara, tim hukum DPP PDIP, Arief Wibowo menambahkan bahwa perhitungan suara yang dilakukan oleh KPU harus dipastikan dalam situasi yang tenang. Ia meminta agar tidak perlu ada pengerahan aparat keamanan secara berlebihan di tengah situasi Bali yang kondusif.

"Harus terbuka, tidak dalam situasi represif, takut. Rekapitulasi harus terbuka tanpa tekanan apapun. Suasana yang kami hadapi seperti menghadapi Orde Baru jilid II. Tidak perlu ada pengerahan aparat keamanan berlebihan. Pantauan kami di Tabanan, Buleleng dan Jembrana terjadi mobilisasi aparat keamanan berlebihan. Daerah lain tidak berbanding sama," pinta Arief.

Optimis yang sama juga disampaikan oleh Ketua Tim Hukum dan Advokasi DPP PDIP, Arteria Dahlan jika hingga kini kandidat yang diusung partainya dalam posisi menang, meski tidak terlalu banyak meraup perolehan suara. Ia meminta semua pihak untuk menyerahkan kepada KPU terkait siapa yang akan ke luar sebagai pemenang pada pemungutan suara 15 Mei lalu.

"Dokumen C1 biar dijadikan dasar siapa yang menang, siapa yang kalah. Tidak pernah terpikir oleh kami melakukan perbuatan biadab menggandakan suara," pekik Arteria.

PDIP memandang, saat ini di Bali hampir di setiap sudut kota dijaga ketat aparat kepolisian. Arteria Dahlan mengatakan, dari hasil pantauannya di sembilan kabupaten/kota banyak sekali peristiwa yang merugikan kandidat yang diusung partainya. Arteria mengharapkan agar jangan ada teror baru bagi proses demokrasi rakyat Bali.

 



"Kalau tidak ada kejadian seperti ini, suara kami akan menang jauh. Salah satu yang beredar adalah adanya surat yang diberikan ke kepala desa soal penjelasan jika PAS menang maka akan merubah struktur masyarakat Hindu Bali digantikan dengan Islam. Belum lagi masalah intimidasi. Banyak rakyat tak bebas menggunakan hak pilihnya," tegas Arteria.

 

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami