search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Mengenal Lebih Dekat Jejak Peradaban Fosil Kerang
Sabtu, 18 Mei 2013, 08:01 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Kawasan Kuta bukan saja sebagai destinasi wisata yang memiliki panorama pantai sebagai primadona dunia. Ditengah hiruk – pikuk obyek wisata Kuta, tersimpan beraneka jenis kerang yang tertata dalam bentuk fosil. Benda – benda koleksi ini bisa dilihat di dalam Museum Shell yang terletak di jalan Sunset Road, Kuta.

Museum Shell  diakui menjadi musium satu – satunya dan pertama di Indonesia. Keberadaannya bisa dijadikan sebagai tujuan wisata budaya dengan aspek pendidikan. Museum Shell telah mengoleksi sekitar sepuluh ribu spesies kerang yang sudah langka dan berumur berjuta – juta tahun.

“Semua benda ini saya kumpulkan selama 25 tahun. Saya hunting ke seluruh perairan indonesia bahkan dunia. Hingga sekarang, saya masih hunting untuk menambah jumlah koleksi yang ada “, ujar Stephen, President Director Fantasea  Bali.

Musium ini berdiri sejak tahun 2009 dan dibangun diatas lahan seluas 16 are. Bangunan ini terdiri dari tiga lantai. Tiap lantai sudah memiliki spesifikasi benda yang dipajang. Mulai dari kerajinan kerang sampai koleksi benda purba, lengkap dengan bahasa latin. Semua tertata apik dalam sebuah tempat yang bisa di abadikan dengan kamera foto.

Dilantai satu, pengunjung akan memasuki sebuah gallery yang memajang berbagai jenis kerajinan kerang yang berasal dari pulau Jawa dan Bali. Hasil kerajinan ini seolah membawa kita dalam nuansa yang kental dengan kehidupan dibawah laut.

Sebelum beranjak menuju lantai dua, anda pun akan disapa dengan foto dari sejumlah kalangan pejabat dan artis yang sebelumnya pernah berkunjung. Kenangan ini, sarat dengan kesan dan pesan yang tertulis dalam secarik kertas.

Lantai dua, terbagi menjadi dua blok yang terdiri dari Gallery dan Musium. Dilantai dua, koleksi yang tersimpan antaranya fosil ikan, fosil kerang bunga, dan sebuah fosil susunan gigi gajah ( Stegonon Trigonocephalus ). Salah satu fosil kerang yang diklaim paling besar di Asia dan berumur sekitar 400 juta tahun adalah Fosil kerang Crinion berbobot 170 kilogram, ini merupakan koleksi yang nampak paling menjolok dari koleksi yang ada di lantai dua.

Di lantai tiga, beberapa koleksi spesies yang dipajang antaranya spesies ikan dan kerang. Yang tak kalah unik ada spesies kerang batik, kerang beracun, serta kerang paling mahal. Ada pula kerang cacat dan koleksi aneka bintang laut yang cacat. Dan tak kalah menarik, koleksi kerang beraneka warna.

Keberadaan kerang Pleeurotamaria, merupakan salah satu kerang termahal manambah nilai sejarah musium tersebut. Selain itu, ada pula fosil kerang paling tua, Selenopeltis Buchi , berumur 440 juta yang ditemukan di perairan Maroko.

 



Untuk melengkapi kunjungan anda, belum lengkap jika belum menyaksikan langsung tentang kegiatan pencarian serta proses penemuan fosil seperti dalam pemutaran film dokumenter di home theater  disudut lantai tiga.

Stephen, menambahkan, tujuan didirikan musium ini atas kesadaran diri dengan melihat aset alam yang kian langka dan tambah sedikit. Dengan demikian menghandalkan segala aset alam yang ada, berharap bisa serta merta ikut dilestarikan dan dicintai oleh generasi muda sekarang.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami