search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Malas Ngayah, Rumah Dirusak Warga
Jumat, 28 Juni 2013, 16:23 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

BeritaBali.com, Tabanan. Sekitar seratus orang warga Banjar Greseh, Desa Payangan, Kecamatan Marga, Kamis (27/6) malam mendatangi kemudian merusak  rumah Made Gunung (60).

Aksi seratusan warga tersebut dipicu lantaran Made Gunung malas ngayah atau bergotong royong di desanya. Tidak itu saja Gunung juga kerap menantang warga, dan meludahi warga yang lewat di depannya. Yang membuat kemarahan warga setempat memucak dan melakukan pengerusakan  lantaran ulah  Gunung menggembok kunci pintu Pura Megada.

Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, sekitar pukul 19.00 Wita, Kamis malam (27/6) seratus warga Banjar Greseh, Desa Payangan Kecamatan Marga mendatangi rumah Made Gunung.

Tiba di rumah Made Gunung, warga langsung melakukan pengerusakan. Akibatnya beberapa bangunan dirusak seperti  balai daja, bale delod, piasan sanggah. Selain itu warga yang kesal dengan tingkah polah Gunung juga merusak sepeda motor Byson Putih DK 7422 GK, Vario DK 8984 GK, dan sepeda motor prima.  


Selain itu warga juga merusak tanaman yang ada di halaman rumah milik Made Gunung. Meski warga beringas tidak ada sampai menimbulkan korban jiwa.  Kala itu yang ada di rumah  Made Gunung, Ni Wayan Weter, I Wayan Sugiana dan Ni Made Sugiani berserta anaknya Wayan Agus Putra tidak bisa berbuat banyak.

Melihat warga mengamuk penghuni rumah langsung kabur menyelamatkan diri. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, hanya saja kerugian yang diderita mencapai Rp 25 Juta. Aksi spontan warga Banjar Greseh  dilakukan karena beberapa alasan yakni Made Gunung tidak pernah mentaati peraturan banjar seperti tidak pernah ngayah dan gotong royong.

Made Gunung juga disebutkan sering menantang warga banjar, dan melakukan aksi meludahi warga yang melintas di depannya. Yang paling membuat warga kesal, Made Gunung menggembok pintu Pura Puncak.  Untuk mengantisipasi kejadian susulan, Made Gunung beserta keluarganya, hingga Jumat (28/6) kemarin berada di Mapolres Tabanan.

Sementara itu Jumat siang (28/6) berlangsung mediasi di Mapolsek Marga yang dihadiri jajaran Muspika Kecamatan Marga, beberapa tokoh masyarakat Greseh, Kepala Desa Payangan.

Beberapa poin dicapai  dalam mediasi tersebut. Diantaranya apabila Made Gunung berkenan minta maaf warga banjar bisa memaafkannya. Pernyataan maaf itu bisa diwujudkan dalam lisan maupun tulisan.

Apabila Made Gunung bisa merubah sikap dan meminta maaf, warga banjar Greseh bisa menerimanya kembali secara bersyarat maupun tanpa bersyarat. Diharapkan warga tidak terjerat oleh hukum apabila Made Gunung menuntut karena ulah salah satu oknum banjar Greseh yang memanfaatkan posisi Made Gunung.

Dalam mediasi tersebut tidak mendapatkan keputusan, dan akan dibicarakan lagi di tingkat Desa Payangan. Perbekel Desa Payangan I Nyoman Sudiarsa mengatakan akan mengambil langkah musyawarah kembali di tingkat Desa. “ Intinya kami akan mencari jalan keluar yang terbaik,” jelas Sudiarsa. (nod)
 

Reporter: bbn/sin



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami