search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Wacana Pemindahan Ibukota Bali ke Kubu Dipertanyakan
Selasa, 23 Juli 2013, 15:45 WITA Follow
image

google.com/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Pernyataan anggota DPR RI dari Partai Golkar, Gde Sumarjaya Linggih alias Demer, agar ibukota Provinsi  Bali dipindah dari Denpasar ke Kubu Karangasem, mengundang tanda tanya. Wacana ini dinilai hanya untuk pengalihan isu dari kasus yang menjadi sorotan masyarakat Bali saat ini.

Ketua Sabha Walaka PHDI yang juga Ketua Bali Corruption Watch Putu Wirata Dwikora mempertanyakan pernyataan Demer tersebut dan mencurigainya sebagai upaya mencari simpati warga Karangasem ataupun mengalihkan isu, dimana sekarang masyarakat Bali tengah menyorot soal reklamasi Teluk.

Demer menyebut alasan perlunya pemindahan ibu kota ke Kecamatan Kubu di Karangasem, untuk pemerataan, meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan. Namun, karena pernyataannya tiba-tiba dan tumben, Demer dituding cuma mengalihkan isu atau mencari simpati semata-mata.

Kalau benar-benar bersimpati kepada masyarakat Karangasem, warga Karangasem meminta Pak Demer mendukung dan memperjuangkan secara sungguh-sungguh agar bandara baru yang diwacanakan di Sumberkima atau Kubutambahan dibawa ke Kubu,"tantang Putu Wirata.

Putu Wirata menambahkan, membangun bandara baru itu lebih masuk akal dibanding memindahkan ibukota provinsi. Secara yuridis, karena bandara baru tersebut sudah muncul dalam Perda RTRW dan disebutkan lokasinya di Buleleng.

"Kalau serius memperjuangkan pemerataan dan kesejahteraan warga miskin di sekitar Kubu, mestinya Demer dari dulu mendukung perjuangan untuk membangun bandara internasional baru itu di sekitar  perbatasan Buleleng dengan Karangasem, yakni di Kecamatan Tejakula, seperti diperjuangkan Tim Pemerhati Bandara Baru Provinsi Bali,"ujarnya.

"Lebih bagus lagi, kalau Pak Demer memperjuangkannya agar dibangun di  Kecamatan Kubu, jangan sampai, isu dilontarkan sekadar untuk isu, ataupun pengalihan dan menenggelamkan wacana yang menjadi sorotan masyarakat, misalnya soal reklamasi Teluk Benoa,"imbuhnya.

Putu juga mempertanyakan pernyataan Bupati Karangasem, Wayan Geredeg, yang tiba-tiba menyatakan akan berjuang ke Jakarta, agar bandara baru dibangun di Karangasem. Padahal, ketika berbagai elemen masyarakat Bali mengusulkan kajian sementara agar lokasi pembangunan bandara di perbatasan Karangasem-Buleleng, Geredeg sama sekali tidak bicara.

"Kalau sekarang tiba-tiba ada Pak Demer yang bilang ibukota dibawa ke Kubu, juga Wayan Geredeg yang mengaku memperjuangkan bandara baru dibangun di Karangasem, kami bertanya, apakah ini bukan pengalihan isu, untuk melawan isu reklamasi Teluk Benoa yang menghebohkan itu?" katanya.
 
Putu yang juga Sekretaris Tim Pemerhati Bandara Baru di Buleleng tersebut, minta tokoh seperti Demer dan Wayan Geredeg, tidak sekadar melempar isu yang bisa memancing masyarakat untuk menanggapinya.

"Kalau tak serius memperjuangkannya, baik soal pemindahan ibukota provinsi ke Kubu atau membawa bandara baru ke Karangasem, sebaiknya tak usah mengatakannya. Tapi, kalau memang serius, tunjukkan kerja-kerja kongkretnya, apa yang akan dilakukan dengan usulan itu,"pungkasnya. (bbn/dev)
 
 
 
 
 

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami