Tugas Ketatausahaan Sekolah Masih Banyak Dibebankan kepada Guru
Sabtu, 30 Juni 2018,
04:20 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, TABANAN.
Beritabali.com,Tabanan. Dewan Pendidikan Tabanan menemukan tugas ketatausahaan banyak dibebankan kepada guru, padahal tugas guru sudah berat, ditambah lagi harus mengurus ketatausahaan.
[pilihan-redaksi]
“Bagaimana menciptakan guru yang berprestasi ketika mereka diberikan beban tambahan harus mengurus ketatausahaan seperti menangani dana Bos,” terang Ketua Dewan Pendidikan Tabanan I Wayan Madra Surtana saat workshop manajemen pengelolaan perpustakaan dan ketatausahaan SD berbasis IT.
“Bagaimana menciptakan guru yang berprestasi ketika mereka diberikan beban tambahan harus mengurus ketatausahaan seperti menangani dana Bos,” terang Ketua Dewan Pendidikan Tabanan I Wayan Madra Surtana saat workshop manajemen pengelolaan perpustakaan dan ketatausahaan SD berbasis IT.
Permasalahan inilah yang nantinya dicarikan solusi dalam workshop dewan pedidikan yang digelar selama dua hari. Hari pertama mereka diberikan materi oleh tiga narasumber dan di hari kedua akan diberikan praktek langsung bagaimana menata perpustakaan dengan mengunjungi langsung Perpustakaan Daerah Tabanan.
Selain itu peliknya permasalahan perpusatakaan yang ada di Sekolah Dasar (SD) juga ditemukan Dewan Pendidikan. Madra mengatakan berdasarkan hasil monitoring Dewan Pendidikan Tabanan ke sebagian besar SD di Tabanan ditemukan beberapa permasalahan mengenai perpustakaan dan ketatausahaan. Tiga hal yang permasalahan yang ditemui dalam pengelolaan perpustakaan di SD.
[pilihan-redaksi2]
Pertama ada SD yang memiliki perpustakaan yang baik namun seluruh buku yang ada di perpustakaan tersebut masih tersegel. Kedua ada perpustakaan yang memiliki buku yang banyak namun sayang belum memiliki tempat permanen atau ruangan masih meminjam, ketiga ditemukan perpustakaan yang digunakan sebagai gudang selain buku ada juga peralatan yang disimpan disana seperti sapu, cangkul dan ember.
Pertama ada SD yang memiliki perpustakaan yang baik namun seluruh buku yang ada di perpustakaan tersebut masih tersegel. Kedua ada perpustakaan yang memiliki buku yang banyak namun sayang belum memiliki tempat permanen atau ruangan masih meminjam, ketiga ditemukan perpustakaan yang digunakan sebagai gudang selain buku ada juga peralatan yang disimpan disana seperti sapu, cangkul dan ember.
“Tiga permasalahan inilah yang mendasari digelarnya work shop perpustakaan dan ketatausahaan,” jelasnya.
Workshop yang dihadiri 200 pustakawan dan tenaga ketatausahaan SD dibuka langsung Kepala Dinas Pendidikan Tabanan I Gede Susila di Aula SMPN 1 Tabanan, Jumat (29/6). (bbn/nod/rob)
Berita Tabanan Terbaru
Reporter: bbn/nod