search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Hindari Prostitusi di Wilayah Desa, Prajuru Adat dan Desa Dibekali Perarem Atau Perdes
Minggu, 17 Februari 2019, 19:50 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KLUNGKUNG.

Beritabali.com, Klungkung. Untuk mengendalikan maraknya prostitusi berkedok café remang remang dan warung kecil yang sudah masuk hingga ke plosok desa, para prajuru adat maupun dinas hendaknya dibekali produk hukum berupa Perarem maupun Perdes. Dengan dasar produk hukum tersebut maka prajuru Adat dan Dinas juga harus tegas dalam mengendalikan situasi desanya dari berbagai penyakit sosial masyarakat tersebut. 
 
[pilihan-redaksi]
Demikian disampikan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta saat melaksanakan bedah desa ke-42 di Desa Negari Kecamatan Banjarangkan, Sabtu (16/2/2019). “ Selain harus memiliki Perarem maupun Perdes, para prajuru juga harus berani dan tegas menindak tempat tempat maksiat dan hal hal negative lainnya yang berkembang di wilayahnya. Karena sekali saja bisnis semacam itu tumbuh dan berkembang lama, maka selamanya desa tersebut akan dicap negatif,” ujar Bupati suwirta.
 
Selain menyoroti masalah warung esek-esek yang terdapat di wilayah Desa Negari, dalam bedah desa yang dimulai pukul 7.00 wita ini Bupati Suwirta juga mengungkapkan betapa dalamnya ketimpangan kemiskinan di desa Negari. Beberapa warganya bahkan ada yang tidak memiliki dapur dan mesti memasak di alam terbuka dengan tungku seadanya. 
 
Total KK miskin berjumlah 77 kepala Keluarga (KK) dan jumlah Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) pun terbilang banyak yakni berjumlah 10 orang . Menurutnya kemiskinan di desa ini umumnya bukan karena sakit, namun karena kurangnya motivasi dari lingkungan masing masing. 
 
“Kali ini cukup banyak saya temukan KK miskin yang badannya sehat, memiliki bangunan rumah yang tidak bagus, namun memiliki halaman rumah yang luas. Untuk itu segera akan kita latih bertani dengan metode hidroponik serta pemasaran hasil produk pertaniannya kedepan,” ujarnya. 
 
KK miskin yang akan mendapatkan pelatihan pertanian Hydroponic diantaranya Gusti Ngurah Budiasa, Gusti Ngurah Suryawan dan Gusti Ngurah Suardana. Banyaknya KK miskin yang berprofesi sebagai buruh bangunan selanjutnya juga akan dikumpulkan dan diberikan pelatihan serta bantuan alat untuk selanjutnya dikirim ke Nusa Penida. 
 
Menurut Bupati Suwirta saat ini Nusa Penida sedang membutuhkan banyak tenaga tukang bangunan dengan bayaran yang lebih tinggi dibandingkan di Klungkung daratan. Anggota KK miskin lainnya ada pula yang diangkat menjadi tenaga kontrak sebagai tukang sapu dan tukang kebun seperti Gusti Ngurah Agus (20),  Pande Putu Sitapandini (21) dan gusti Ngurah Gemet. Serta Dewa Gede Ananda Tirta yang merupakan seorang yatim piatu akan diikutkan seleksi mengikuti pelatihan kerja kapal pesiar.
 
“Merubah pola pikir orang sangat susah,  saya yakin bahwa pemberdayaan dan motivasi melalui Bedah Desa ini sangat penting untuk memberantas kemiskinan. Memberikan mereka peluang usaha dan lapangan kerja akan lebih baik daripada rutin mengirimkan bantuan sembako, namun kepada KK miskin permanen akan tetap kita berikan sembako,”  ujar Bupati asal nusa Ceningan.
 
[pilihan-redaksi2]
Dalam Bedah desa ini, Bupati Suwirta juga mendata warga yang selanjutnya akan mendapatkan bantuan bedah rumah dan rehab rumah serta bantuan pembangunan dapur dan Kamar Mandi Cuci Kakus (MCK). Mereka yang menerima diantaranya Gusti ngurah Mangku Puja (Rehab Rumah), Gusti Ngurah Mangku Arnawa (Rehab Rumah), Gusti Ngurah Budiasa Rehab Rumah, Dapur dan MCK), Gusti Ngurah Suweka (Rehab Rumah), Gusti ngurah Arta (Rehab Dapur), Gusti Ngurah Suardana (Rehab Rumah), Gusti Ngurah Matra (Rehab Rumah), I Wayan Warda (Bedah Rumah), I Made Gledag (Rehab Dapur), Gusti Ngurah Suantara (Bedah Rumah sekaligus Dapur), Wayan Mudiarta (Bedah Rumah), Nyoman Dimpil (Rehab Rumah) serta I Made Reta (Rehab Dapur).  
 
Program Bedah Desa merupakan cara yang digunakan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta untuk melihat langsung keadaan warganya. Melalui program bedah desa, Bupati Suwirta bersama seluruh OPD turun ke lapangan dan mengunjungi desa-desa untuk untuk mencari data secara pasti terkait permasalahan maupun potensi desa. Program yang telah berjalan dari 15 Januari 2016 telah berhasil melakukan bedah desa sebanyak 42 desa dari 58 desa dan 6 Kelurahan di Kabupaten Klungkung. (bbn/humasklungkung/rob)

Reporter: Humas Klungkung



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami