search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Putri Koster: Jangan Jejali Anak dengan Obsesi Orang Tua
Rabu, 2 Oktober 2019, 18:50 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Provinsi Bali Ny Putri Suastini Koster mengingatkan pola asuh dan pendidikan anak usia akan sangat mempengaruhi tumbuh kembang seorang anak di kemudian hari. 

[pilihan-redaksi]
Hal itu disampaikan Ny. Putri Koster saat menjadibnarasumber pada Bimtek Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) di Aula BP PAUD dan Dikmas Bali, Denpasar, Rabu (2/10).

“Untuk itu, saya punya harapan besar kepada ibu dan bapak para pendidik PAUD, supaya mengasuh mereka dengan pola asah, asih, asuh. Dan bukan untuk menjejalkan sesuatu yang berasal dari obsesi kita, orang tua kepada mereka. Misalnya anaknya suka karate, tapi dipaksa les menari karena kemauan orang tua, ‘kan kasihan anaknya malah jadi beban,” tutur Ny. Putri Koster 

Dengan begitu Ny Putri Koster berharap anak-anak usia dini akan tumbuh berkembang secara alamai layaknya buah yang matang dari pohon. “Sentuhlah anak-anak kita dengan hati. Masa mereka adalah masa yang bergembira, jangan dijejali dengan teori-teori yang kita miliki. Sesuaikan dengan kebutuhan anak-anak kita,” pesannya.

“Teori mendidik anak sangat baik, tapi seberapa mampu kita bisa terapkan dalam mendidik anak dalam prakteknya perlu juga dipertimbangkan,” ujarnya.

Tak hanya itu, istri Gubernur Bali Wayan Koster yang akrab disapa Bunda Putri ini juga mengingatkan bahwa pola asuh dan pendidikan dini di Bali mesti bersandar pada  budaya yang berakar di masyarakat. Dia kemudian menceritakan bagaimana seni dan budaya sangat mempengaruhi  tumbuh kembang dirinya sebagai seorang anak hingga memasuki usia remaja dulu.  

“(Di Bali, red) 'Seninya', budayanya sangat luar biasa. Misalnya di Bali terkenal tarian dan gamelan. Apa manfaatnya? Menari atau mesolah? Mesolah mempunyai arti pula bertingkah laku, yang mengandung nilai etika, kedisiplinan, nilai keindahan, harmonisasi, kerjasama, dan banyak lagi tanpa perlu banyak kita berikan teori,” terang sosok yang juga dikenal sebagai seniman multi talenta ini. 

Apalagi di Bali lanjut Ny Putri Koster, sangat terdukung oleh adanya fasilitas bale banjar yang mempunyai fungsi budaya sebagai tempat strategis bagi anak-anak untuk mulai bersosialisasi, bermain dan sekaligus belajar hal-hal baru termasuk aktivitas seni.

[pilihan-redaksi2]
“Anak-anak ini usianya bermain, mengenal dan menyerap. Bale banjar harus disinergikan dengan pendidikan PAUD agar bisa menampung anak-anak kita,” katanya. 
 
Di akhir paparannya, Ny Putri Koster mengajak semua pihak untuk memandang akan penting pendidikan usia dini. “Mari kita bersama-sama mengasuh anak-anak masa depan kita ini. Nereka adalah pemimpin-pemimpin masa depan kita yang harus cerdas, tangkas, berkarakter nusantara, itu yang harus kita fokuskan. Pintar saja tak cukup, karena jika tidak ada karakter, maka ia akan gampang terombang-ambing. Tanggung jawab dalam usia emas ini berada pada kita para pendidik, “ pungkasnya. (bbn/humasbali/rob)

Reporter: Humas Bali



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami