Dua Pengidap Tumor Berharap Bantuan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Dua warga Jembrana pengidap tumor getah bening dan tumor tulang hanya bisa pasrah untuk menunggu nasibnya. Mereka tidak bisa berbuat banyak lantaran keterbatasan biaya yang dimilikinya.
Adalah I Made Handayana (12), siswa kelas V SDN 3 Dangintukadaya, Jembrana sudah sejak duduk di bangku TK mengalami tumor getah bening sehingga leher bagian kirinya tampak membesar. Tumor tersebut memang sempat kempes setelah dioperasi namun belakangan kembali membesar. Untuk melakukan operasi lagi kedua orang tua Handayana I Nengah Sedana dan Ni Wayan Tarsi mengaku tidak memiliki biaya.
Ketika ditemui di sekolahnya, Senin (15/12) Handayana tampak ceria seperti tidak terpengaruh atas tumor yang dideritanya. Kendatipun demikian, akibat semakin membesarnya tumor tersebut, Handayana tidak bisa beraktivitas sebebas teman-teman lainnya. "Saya sedikitpun tidak merasa minder dengan sakit yang saya derita," ujarnya lugu.
Menurut Ketut Sorden, kepala sekolah di SD tersebut, Handayana adalah anak yang periang dan cerdas. "Meski pada lehernya terdapat benjolan namun anak itu tidak pernah minder. Bahkan semangat belajarnya begitu tinggi," ujar Sorden.
Menurut Sorden, pihaknya sudah berusaha mengkoordinasikan dengan petugas medis yang biasa ke sekolahnya, namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut maupun bantuan dari pemerintah. "Dokter spesialis sudah beberapa kali datang ke sekolah untuk memeriksanya tetapi tidak ada kelanjutan. Kami juga sudah berusaha untuk mengusulkan Handayana agar mendapatkan beasiswa siswa berprestasi dan menghimpun sumbangan para guru untuk meringankan beban Handayana. Namun rupanya pengobatan itu memang memerlukan banyak biaya, " terang Sorden.
Sementara itu, di Lingkungan Asri timur, Gilimanuk, Melaya, Abduk Mudofar (19) hanya bisa tergolek lemas di tempat tidurnya. Mudofar mengidap tumor tulang pada bagian betis kirinya sehingga dia tidak bisa berjalan. Khoyima, ibu Mudofar, mengaku tidak memiliki biaya untuk mengobati penyakit yang diderita anaknya. "Kami dari keluarga miskin yang tidak punya cukup biaya untuk mengobati penyakit anak saya itu," ujarnya pasrah.
Sementara itu Kadis Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Jembrana, dr. Putu Suasta saat dikonfirmasi, Senin (15/12) mengaku hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan, namun pihaknya berjanji akan mengecek informasi tersebut. "Saya belum terima laporan itu, nanti coba saya tanyakan kepada kabid yang membidanginya," ujar Suasta.
Reporter: bbn/dey