search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ratusan Turis Saksikan Kompetisi Ukir Es
Senin, 18 Oktober 2010, 20:39 WITA Follow
image

image.google.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Ratusan wisatawan mancanegara dan masyarakat lokal antusias menyaksikan kelincahan para pemahat es dalam kompetesi "Ice Carving" (pahat es), serangkaian ajang " Nusa Dua Fiesta" (NDF) yang digelar hingga Selasa (19/10).

Sebanyak delapan peserta dari berbagai hotel berbintang di kawasan Nusa Dua dan Kuta Bali, dengan lincah memahat es yang dijadikan media untuk ukiran.


Ketua Pelaksana Kompetisi "Ice Carving", Komang Adi Arsana di Nusa Dua, Bali, Senin mengatakan, untuk tahun ini lomba bertemakan "Free Bird Style".

"Tema yang diangkat dalam kompetisi tersebut menyesuaikan dengan tema NDF, yaitu 'Green Tourims' atau pariwisata ramah lingkungan," katanya.

Dikatakan, peserta yang ikut berkompetisi ini adalah para pemahat yang telah biasa dan terpilih mewakili masing-masing hotelnya.

"Patung es tersebut biasanya untuk hiasan meja makan atau buffet untuk restoran hotel-hotel atau restoran," ujarnya.

Ia mengatakan, kreteria yang menjadi penilaian, meliputi seni kreasi, kesesuaian dengan tema termasuk juga ketepatan waktu.

Dalam penilaian ini kreteria tidak seperti lomba yang biasa digelar untuk memperebutkan juara, tetapi kreterianya yaitu emas, perak dan perunggu.

Menyinggung es yang digunakan sebagai bahan ukiran, kata dia, adalah es kristal seharga Rp.600 ribu per blok. Sedangkan peserta hanya dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 150 ribu.

"Pelaksanaan kegiatan kompetisi ini bahan berupa es kristal tersebut sudah disediakan panitia. Pemungutan biaya administrasi tersebut dalam upaya memacu keseriusan peserta," jelas Adi Arsana.



Nengah Ada, seorang pemahat es mewakili Hotel Nikko mengaku, dirinya sudah biasa melakukan torehan maupun pahatan pada media, buah, es, striform maupun kayu.

"Profesi saya adalah mengukir dan mendekorasi ruangan di hotel tempat kerja. Memang untuk mengukir es lebih rumit dibanding mengukir buah atau kayu, karena hal itu dituntun juga ketepatan waktu," ucapnya.

Nengah Ada menjelaskan, mengukir es, mulai awal sudah mempertimbangkan waktu termasuk teknik memotong bahan tersebut. Pembuatan patung ini harus dirancang dengan teknik imajinasi, sehingga bisa terbentuk sesuai dengan judul tersebut.

"Mengukir adalah hobi saya. Dan beberapa kali sudah ikut kompetisi seperti ini, baik nasional maupun intenasional. Tahun 1994 saya berhasil menyabet juara emas di Singapura," tutur lelaki asal Busungbiu, Kabupaten Buleleng itu.

Pada kompetisi ini, peserta tidak ada yang meraih emas. Tetapi dari delapan peserta lima menyabet perak dan satu orang meraih perunggu. (ctg)
 

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami