Meningkatkan Kualitas Film Dokumenter Di Indonesia
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar. Setelah sukses menggelar Pelatihan Produksi Film Dokumenter 2013 pada sesi pertama tanggal 21 – 22 Maret lalu, Dinas Kebudayaan Kota Denpasar melanjutkan pelatihan sesi dua, yang sangat dimintati kalangan pegiat film dokumenter ini. Sesi ke-dua diselenggarakan pada 19-20 April 2013, bertempat di Inna Bali Hotel Denpasar, lokasi yang sama dengan penyelenggaraan sebelumnya.
Materi yang disampaikan pada sesi dua adalah “Teknik Riset, Penulisan Skrip, dan Penyutradaraan dalam Film Dokumenter”. Sedangkan Instrukturnya adalah Gerzon Ron Ayawaila dari Fakultas Film dan Televisi (FFTV) Institut Kesenian Jakarta.
Sebagai kelanjutan dari pelatihan sebelumnya, materi kali ini lebih mengarah pada tata cara mengaplikasikan hasil riset menjadi sebuah skrip film dokumenter. Jadi, peserta yang telah melakukan riset di beberapa lokasi pada pelatihan sebelumnya dilatih untuk menjadikan hasil riset tersebut menjadi sebuah skrip yang baik bagi produksi film dokumenter selanjutnya.
Oleh Gerzon, materi tersebut dilengkapi dengan pengetahuan tentang bagaimana melakukan penyutradaraan dalam produksi film dokumenter. Dengan begitu, menurut Gerzon, peserta akan memiliki dasar-dasar pemahaman yang baik mengenai bagaimana cara mempersiapkan produksi film dokumenter secara benar.
Agung Bawantara, ketua panitia pelaksana pelatihan, jumat (19/4), mengatakan bahwa kurikulum seperti di atas sengaja dirancang untuk menuntun para peserta agar mereka benar-benar memahami pentingnya sebuah riset dilakukan secara baik dan sistematis.
Menurut Agung, dengan menerjunkan langsung ke lapangan, memberi mereka kesempatan mengendapkannya selama sebulan, dan kemudian membahasnya kembali secara detil sebelum mengolah hasil riset tersebut menjadi sebuah skrip, akan membuat semua pelajaran yang diberikan lebih mudah terinternalisasi dalam diri peserta.
Agung berharap pengetahuan-pengetahuan yang diberikan pada pelatihan ini dapat mempertebal pengetahuan produksi yang telah dimiliki oleh para pegiat film dokumenter.
“Dengan begitu, kualitas film dokumenter di Indonesia, lebih khusus lagi di Denpasar, dapat meningkat dari waktu ke waktu”, pungkasnya. (ctg)
Reporter: -