Hidup Nyaman, Jiwa Kompetisi Orang Bali Jadi Lemah
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar. Praktisi bisnis, Kadek Ageng Pujaastawa menyatakan, minimnya orang Bali yang tertarik dunia dagang, disebabkan oleh kondisi ekonomi Bali yang relatif stabil. Kondisi stabil ini menimbulkan kondisi nyaman, sehingga berdampak pada daya saing masyarakat Bali.
"Jika dilihat dari faktor sosial masyarakat Bali, kondisi ekonimo Bali relatif stabil, dimana di Bali, tidak ada yang kelewat miskin atau kelewat kaya. Jiwa tepo seliro (tenggang rasa) yang kuat di Bali, membuat masyarakat Bali berada dalam kondisi yang nyaman, akibatnya jiwa kompetisi orang Bali menjadi kurang dibanding etnis lainnya,"ujarnya.
Jiwa kompetisi orang Bali yang minim, menyebabkan masyarakat Bali hidup standar. Hal ini, kata Kadek, harus disiasati agar jiwa kompetisi bisa ditingkatkan.
"Selama ini kita kurang mampu mengangkat jiwa kompetisi, kehidupan seperti itu akan membawa dampak nyaman, disitulah harus diciptakan suatu pola yang mampu membangun jiwa kompetisi. Ini bisa dilakukan lewat jalur pendidikan, tumbuhkan jiwa seperti itu,"ujarnya.
Masyarakat Bali, kata Kadek, sudah mulai mengenal jiwa dagang dari usia 3 tahun. Di usia tersebut, anak-anak di Bali sudah mengenal konsep dagang-dagangan dalam permainan sehari-hari.
"Semua memiliki potensi untuk menjadi wirausaha. Siapapun bisa jadi dagang, karena sudah ada basic nya. Namun semua history ini dilupakan. Dagang belum menjadi rohnya orang Bali, meski dari kecil sudah mengenal konsep medagang-dagangan,"jelas praktisi bisnis di bidang transportasi, perhotelan, dan teknologi komunikasi ini. (dev)
Reporter: -