search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Koster Menilai Partisipasi Pemilih Pada Pilgub Bali 2018 Lebih Rendah
Selasa, 18 September 2018, 22:45 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com,Denpasar. Gubernur Bali Wayan Koster menyoroti partisipasi pemilih pada Pilgub Bali 2018 lalu mencapai 70% yang menurutnya lebih rendah dibandingkan sebelumnya. Untuk itu, ia berharap perlunya peningkatan partisipasi pemilih melalui sosialisasi pentingnya memilih pemimpin.
 
[pilihan-redaksi]
Hal tersebut dikatakannya saat menghadiri dan memberikan sambutan pada acara Penyerahan Penghargaan Penyelenggara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Tahun 2018 (Pilgub Bali Award 2018) di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar, Selasa (18/9).
 
Koster juga menilai hasil penelitian yang dilakukan KPU perlu ditindaklanjuti agar sosialisasi ke masyarakat lebih terarah serta perlunya sinergi yang lebih baik antara KPU dengan pemerintah daerah karena keberhasilan pemilu juga merupakan prestasi pemerintah daerah.
 
Kendati demikian, Koster menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak sehingga semua tahapan Pilgub Bali 2018 berjalan dengan lancar, aman dan nyaman. Koster menilai ajang Pilgub Bali Award 2018 bisa menjadi dasar dalam melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan pemilu agar ke depan menjadi lebih baik lagi. 
 
“Ini bisa menjadi basis kita untuk terus mengevaluasi dan terus mendorong agar pemilu berikutnya bisa kita kelola dengan lebih baik lagi,” kata Koster.
 
Mantan anggota DPR RI ini mengatakan perlu ada beberapa hal yang perlu ditata jelang pelaksanaan Pemilu serentak 2019. Salah satunya bagaimana agar penggunaan dana pemilu lebih efisien. “Menurut saya Pemilu serentak harus dilakukan dengan manajemen yang berbeda dengan Pemilu yang dilakukan secara sendiri-sendiri,” ujarnya. 
 
Ia menilai beberapa hal di Pilgub dan Pilbup kemarin bisa dilaksanakan secara bersama-sama, misalnya pemasangan baliho dan pelaksanaan sosialisasi. Sehingga satu kegiatan menampilkan dua even tapi biayanya hanya satu, imbuhnya. Sebaliknya, menurutnya saat ini biaya pilkada serentak justru lebih tinggi daripada pilkada masing-masing sehingga melenceng dari tujuan awal. Hal ini menurutnya perlu didiskusikan kembali.
 
[pilihan-redaksi2]
Sebelumnya Ketua KPU Bali Wayan Jondra menyampaikan beberapa hasil temuan dari Pilgub Bali 2018. Diantaranya angka partisipasi di Denpasar yang rendah padahal akses informasi memadai dan aksesibilitasnya baik. Begitu juga di Buleleng yang angka partisipasinya tidak setinggi euforia politik di daerah tersebut. Sebaliknya di Klungkung dan Bangli meski aksesibilitas tidak begitu baik, partisipasinya tinggi karena literasi politiknya baik.
 
Partisipasi pemilih tertinggi pada Pilgub 2018 terjadi di Kabupaten Tabanan, itu sebabnya KPU Tabanan mendapat penghargaan partisipasi pemilih terbaik disusul oleh Gianyar dan Bangli. Beberapa penghargaan lain yang diberikan diantaranya kategori Partisipasi Pemilih (Desa), Penyelenggara Pemilu Berkualitas, Data pemilih berkualitas, Akurasi Daftar Pemilih, Upload Sidalih, Kreasi Sosialisasi, Situng Tercepat, Transparansi (PPID), Laporan Keuangan (Kabupaten), Laporan Keuangan (PPK) Laporan SPIP.(bbn/rlspemprov/rob)

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami