search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tajen Ajeg di Bali Karena Relasi Elit Politik Dan Bebotoh Tajen
Rabu, 27 Maret 2019, 06:15 WITA Follow
image

beritabali.com/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Beritabali.com, Tabanan. Tajen menjadi ajeg di Bali karena adanya relasi antara elit politik dan bebotoh tajen yang tergabung dalam jaringan sekaa tajen.

[pilihan-redaksi]
Dimana para elit politik menjadikan tajen sebuah modal sosial untuk dapat memobilisasi massa dalam rangka Pemilu Legislatif. 

Elit Politik yang mencalonkan diri memanfaatkan kekuasaan dan juga status sosio-ekonomi yang dimilikinya untuk membangun sebuah ikatan dengan bebotoh dan sekaa tajen di daerahnya.

Hal ini terungkap dalam sebuah artikel berjudul “Mobilisasi Massa Melalui Tajen Dalam Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014 Di Kabupaten Tabanan” yang dipublikasikan dalam E-Jurnal Politika, Volume 1 nomor 1 tahun 2017. Artikel tersebut ditulis oleh I Kadek Eggy Segel, Muh. Ali Azhar, dan Piers Andreas Noak dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana.

I Kadek Eggy Segel dan kawan-kawan menuliskan mobilisasi yang dilakukan oleh sekaa tajen dilakukan dengan mensosialisasikan Caleg kepada keluarga, kerabat, dan juga masyarakat di desa-desa tempat tajen berlangsung.

Masyarakat yang desanya dijadikan sebagai kalangan tajen atau arena tajen sudah pasti akan memilih Caleg yang memiliki ikatan dengan sekaa tajen, karena berkat Caleg tersebut tajen dapat terus dilaksanakan dan memberikan keuntungan dibidang ekonomi dalam hal menambah pendapat masyarakat sekitar.

I Kadek Eggy Segel dan kawan-kawan memberikan analisis bahwa jaringan antara Sekaa tajen dan Caleg terbentuk melalui ikatan yang kuat diantara kedua belah pihak yang memiliki kesepakatan dan tujuan yang sama, yakni melanggengkan kekuasaan keduanya. Ikatan yang membentuk jaringan antara Caleg dan bebotoh didasari atas rasa kepercayaan satu sama.

[pilihan-redaksi2]
Jaringan dan kepercayaan tidak akan lengkap menjadi sebuah modal sosial tanpa norma atau aturan yang mengatur interaksi antar aktor didalamnya.

Norma dalam jaringan antara Caleg dan Sekaa tajen terbentuk secara tidak tertulis, meskipun norma tersebut tidak ditetapkan secara tertulis, interaksi sosial antar kedua aktor tersebut memiliki ikatan yang kuat atas dasar moral dan martabat dimasyarakat. [bbn/E-Jurnal Politika/mul]

Reporter: bbn/mul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami