search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Merawat Toleransi Hindu-Muslim di Kampung Kepaon Melalui Tradisi Ngejot
Jumat, 17 Mei 2019, 06:30 WITA Follow
image

beritabali.com/kmhdi.org

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Masyarakat Kampung Kepaon, Denpasar memiliki cara cukup unik untuk menjaga toleransi antara umat Hindu dengan Muslim melalui tradisi ngejot. Ngejot merupakan  tradisi memberi hidangan atau mengantar makanan kepada tetangga yang telah dilaksanakan sejak dahulu sampai sekarang. Tradisi ngejot telah menjadi tonggak dalam menciptakan  toleransi, kemesraan dan persaudaraan Hindu dan Muslim di Bali termasuk di Kampung Kepaon.

[pilihan-redaksi]

Hal tersebut terungkap dalam sebuah artikel ilmiah berjudul “Masyarakat Islam di Kampung Kepaon Kota Denpasar, Provinsi Bali” yang dipublikasikan dalam  Jurnal “Al-Qalam” Volume 21 Nomor 2 Tahun 2015. Artikel tersebut ditulis oleh Nuryahman dari Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, NTB, NTT.

Nuryahman menuliskan Umat Islam “ngejot” dengan mengirim makanan menjelang hari raya Idul Fitri ke tetanga-tetangganya yang beragama Hindu. Sebaliknya umat Hindu juga melakukan hal yang sama menjelang hari raya Nyepi, Galungan, dan Kuningan.

Guna mencegah munculnya keraguan tentang kehalalan makanan yang dikirimkan, umat Hindu biasanya tidak memberikan berupa masakan melainkan buah-buahan. Tradisi ini mencerminkan keakraban dalam kehidupan yang secara tidak langsung memberi dampak positif dalam membangun kerukunan hidup antar umat beragama yang hidup bertetangga.

Secara etimologis nama Kepaon berasal dari kata ke-paon (bahasa Bali), pawon (bahasa Jawa) yang berarti dapur. Secara Toponimi yaitu tentang asal-usul penamaan tempat, penyebutan Kepaon karena masyarakat di kampung Kepaon membangun paon (dapur) di pinggiran desa, sehingga seluruh desa dikelilingi oleh dapur. Setiap orang yang mau ke kampung ini selalu  menyebut ke paon, lama kelamaan menjadi Ke-paon sampai sekarang.[bbn/ Jurnal Al-Qalam/mul]

Reporter: bbn/mul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami