search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Sejarah Pembangunan Bandara Ngurah Rai Bali Tahun 1960-an (2)
Sabtu, 27 Februari 2021, 09:55 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/wikipedia/Sejarah Pembangunan Bandara Ngurah Rai Bali Tahun 1960-an

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Sederetan truk membawa jutaan meter kubik batu untuk menguruk laut siang malam. Batu-batu tersebut ditambang dari bagian selatan pulau. Pekerjaan yang paling sulit yakni dilakukan oleh ratusan perempuan, sementara laki-laki duduk di kursi ekskavator dan memuat truk begitu truk-truk tersebut tiba.

"Seorang ahli Jerman bercerita bahwa orang Bali bisa dilatih menjadi pengemudi ekskavator yang andal hanya dalam hitungan jam. Di Jerman, biasanya pelatihan makan waktu berbulan-bulan. Satu-satunya masalah adalah mereka kesulitan mematikan mesin pada sore hari. Mereka langsung pulang dengan membirkan mesin tetap menyala,"tulisnya.

Ketika pekerjaan menguruk dianggap selesai, ruang berongga di bawah tepi laut berkarang runtuh dan pasir landasan lenyap di bawah laut. Para insinyur Grun & Bilfinger kehabisan akal tapi tidak putus asa. Truk-truk datang kembali dengan lebih banyak batu. Setelah runtuh ke dalam laut beberapa kali, barulah landasan berdiri dan pekerjaan selesai.

Pada masa-masa awal, lalu lintas udara di Bandara Tuban (Ngurah Rai) belum terlalu padat. Saat bandara mulai digunakan, masih ada jalan yang melintang di landasan menuju sebuah pura Hindu di dekatnya. Jika upacara di pura yang sering diadakan tengah berlangsung, sebuah prosesi penganut Hindu akan berjalan melintas di antara pesawat-pesawat yang diparkir. 

"Mereka bahkan menunggu kedatangan yang terlambat walaupun para pilot yang tidak sabar telah mengirimkan pesan radio darurat, berputar-putar di atas kepala. Para Dewa berhak atas jalan,"tulis Henry.

Sampai saat itu hanya pesawat milik maskapai Indonesia yang diizinkan menggunakan bandara di Bali. Tapi sejak tahun 1968, pesawat milik maskapai internasional juga diizinkan untuk mendarat di sana. Lalu lintas udara di Bali, terutama yang membawa turis, meningkat sehingga tidak mungkin lagi mengizinkan interupsi yang disebabkan oleh perayaan dan prosesi. Sebuah perjanjian akhirnya dicapai dengan warga setempat dan pendeta pura. Sejak tahun  1968, mereka menggunakan jalan baru yang mengelilingi bandara menuju pura. (selesai)
 

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami