search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Begini Kondisi Hotel dan Penginapan di Bali Tahun 1960-an
Minggu, 7 Maret 2021, 14:20 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/sarasvati.co.id/Begini Kondisi Hotel dan Penginapan di Bali Tahun 1960-an

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Sebagai daerah tujuan wisata, Bali kini memiliki banyak hotel dan penginapan mulai kelas melati hingga level bintang 5 dengan pelayanan mewah berstandar internasinal. Tapi bagaimana kondisi hotel di Bali tahun 1960-an?

Bulan Januari 1964, Horst Henry Geerken, seorang warga Jerman yang bekerja di perusahaan telekomunikasi Jerman, pergi ke Bali untuk bekerja di proyek pembangunan Bandara Tuban (Ngurah Rai) di wilayah Badung, Bali.

Dalam bukunya " A Magic Gecko" Henry menulis, saat itu Bandara Tuban (Ngurah Rai) hanyalah sebuah landasan rumput sederhana bergelombang dan hanya sekali-sekali didarati oleh pesawat kecil. Presiden Sukarno ingin menjadikan bandara ini berstandar internasional untuk membuka Bali bagi pariwisata. Henry bertugas untuk menyediakan alat-alat yang berhubungan dengan telekomunikasi.

Di saat libur akhir pekan, Henry berkesempatan untuk berwisata mengunjungi daerah-daerah wisata di Bali waktu itu. Ia juga sempat menginap di hotel dan penginapan yang ada di wilayah Denpasar dan Sanur.

Menurut Henry, pada tahun itu, kondisi Bali masih relatif sepi dan alami, jauh dari kesan hiruk pikuk industri pariwisata.

"Di Desa nelayan kecil Kuta, yang sekarang penuh sesak dengan hotel dan penginapan, waktu itu belum ada penginapan. Perusahaaan "Grun & Bilfinger" menyediakan bungalo dan wisma tamu yang langsung berhadapan dengan laut untuk orang Jerman,"tulisnya. 

Lokasi bungalo yang ditempati Henry, dekat dengan Hotel Natur Kuta Beaach saat ini, yang saat itu dalam proses pembangunan. 

"Saat itu ada Hotel Bali di Denpasar yang dibangun perusahaan pelayaran Belanda KPM dan losmen sederhana untuk turis-turis pertama pada akhir tahun 1920-an,"tulis Henry.

Setelah menginap semalam di Hotel Bali Denpasar, ia memutuskan pindah ke bungalo kecil di Sanur yakni Hotel Sindu Beach. 

"Suasana di sana sangat tenang dan bungalonya terletak di tepi pantai. Hotel itu tidak punya listrik kecuali lampu minyak yang redup. Namun saya senang karena kamar saya bersih dan saya bisa kembali mandi dengan air keran,"tulisnya. 

Saat menginap di Sanur, Henry merasa heran karena pintu-pintu kamar di Denpasar dan Sanur tidak ada kuncinya. 

"Tapi karena di Bali (waktu itu) tidak ada kejahatan, mengunci pintu jadi berlebihan,"tulisnya.
 

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami