Israel Lagi-Lagi Serang Lebanon, Permukiman Warga Luluh Lantak
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Israel kembali melancarkan gelombang serangan udara di benteng Hizbullah di Beirut selatan, Lebanon pada Rabu (23/10) malam. Serangan itu menghancurkan kompleks perumahan di sejumlah area.
Berdasarkan laporan Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA) yang dilansir AFP, sedikitnya 10 serangan terjadi di pinggiran selatan Beirut setelah tentara Israel mengeluarkan peringatan evakuasi untuk daerah tersebut.
Empat serangan Israel menghantam kompleks perumahan di dekat pinggiran selatan Laylaki, "menghancurkannya sepenuhnya dan menyebabkan kebakaran besar".
Di Lebanon selatan, serangan Israel menghantam Kota Tyre dan meninggalkan sebagian besar pusatnya dalam reruntuhan hingga memicu eksodus baru dari kota pesisir yang dulunya ramai itu.
"Seluruh kota berguncang," ujar salah satu penduduk Tyre, Rana, yang melarikan diri ke tepi laut setelah militer Israel mengeluarkan peringatan evakuasi.
Bilal Kashmar dari unit manajemen bencana Tyre mengatakan tujuh bangunan rata dengan tanah dan lebih dari 400 apartemen rusak.
"Bisa dibilang seluruh kota Tyre sedang dievakuasi," ujar Kashmar kepada AFP.
UNESCO mengatakan pihaknya "mencermati" dampak konflik terhadap situs Warisan Dunia Tyre.
Media pemerintah Lebanon mengatakan serangan Israel juga menghantam kantor yang dikosongkan milik penyiar pro-Iran Al-Mayadeen.
NNA melaporkann kantor Al-Mayadeen terletak di sebuah apartemen di sebuah gedung perumahan di Jnah.
Kantor yang terkena dua roket itu "hancur total" dalam serangan yang memicu kebakaran di dalamnya, NNA menambahkan.
Kantor Al-Mayadeen terletak di dekat bekas lokasi kedutaan besar Iran di Beirut dan dekat dengan pos pemeriksaan tentara Lebanon.
Pada 23 September lalu, Israel mulai melancarkan serangan udara intensif di Lebanon, setelah hampir setahun terlibat dalam pertukaran lintas batas dengan kelompok milisi Hizbullah terkait perang Gaza.
Sejak saat itu, berdasarkan perhitungan AFP, setidaknya 1.552 orang tewas dalam serangan Israel di Lebanon. Kendati, jumlah sebenarnya kemungkinan lebih tinggi karena kesenjangan data. (sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net