search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bantuan Pangan Ethiopia Akan Habis pada Akhir Juni
Senin, 12 Juni 2017, 08:00 WITA Follow
image

ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Beritabali.com, Addis Ababa. Ethiopia akan kehabisan bantuan pangan darurat untuk 7,8 juta orang yang terdampak kekeringan pada akhir bulan ini, menurut PBB.
 
Kelompok bantuan kemanusiaan dan pemerintah tengah meminta bantuan, namun mereka khawatir akan donor fatigue atau kelelahan berderma karena banyaknya krisis yang terjadi di berbagai belahan dunia.
 
[pilihan-redaksi]
Kelaparan di Nigeria timur laut, Sudan Selatan, Yemen dan Somalia disebut oleh PBB pada Maret lalu sebagai krisis kemanusiaan terparah yang dihadapi oleh dunia sejak 1945. Namun, Ethiopia kini juga sedang menghadapi kesulitan karena gagal hujan secara berturutan.
 
Pemerintah, meski kini lebih baik dalam menghadapi kekeringan daripada tahun-tahun sebelumnya, kini masih belum memiliki cukup dana untuk mengatasinya.
 
Mereka mengalokasikan dana tambahan sebesar US$381 juta atau Rp5 triliun lebih selama dua tahun terakhir, tapi tak mampu untuk mengatasi tahun ketiga.
 
Situasi ini membuat Ethiopia berada dalam kondisi yang 'suram', menurut John Aylieff dari FAO, badan pangan dunia milik PBB.
 
"Secara nasional, makanan akan habis pada akhir Juni. Artinya 7,8 juta orang yang membutuhkan bantuan pangan kemanusiaan di Ethiopia akan mengalami pemotongan bantuan secara mendadak pada akhir Juni," kata Aylieff seperti dilansir BBC.
 
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh John Graham dari organisasi Save the Children.
 
Kepada kantor berita AFP, dia mengatakan, "Setelah makanan habis, kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Dan tanpa makanan dasar, akan muncul masalah malnutrisi karena mereka tidak dapat makan. Anak-anak ini akan sangat kekurangan gizi dan di sinilah situasinya menjadi berbahaya." [bbn/idc/wrt]

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami