search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Akademisi Ingatkan Tidak Samakan Pemutusan Internet Dengan Nyepi Siaran
Selasa, 6 Maret 2018, 21:05 WITA Follow
image

Beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Akademisi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Udayana Dr. Ni Made Ras Amanda Gelgel, S.Sos, M.Si mengingatkan untuk tidak menyamakan usulan pemutusan internet saat Nyepi dengan penghentian siaran saat Nyepi atau Nyepi siaran yang sudah berjalan selama ini. Mengingat kedua fenomena tersebut memiliki dasar alasan yang berbeda. Hal tersebut disampaikan Amanda saat dikonfirmasi di Denpasar pada Selasa (6/3).

[pilihan-redaksi]
Menurut Amanda, penghentian siaran  saat Nyepi atau Nyepi siaran lebih karena isi siaran ditentukan oleh lembaga penyiaran dan masyarakat sebagai penonton hanya bersikap pasif. Apalagi lembaga penyiaran dalam operasionalnya menggunakan frekuensi publik.

“Kalau media online dengan internet, mau share apa, mau cari apa yang menentukan ya kita, sebenarnya gatekeepernya di kita yang sebagai pengguna,” tegas Amanda.

Amanda mengungkapkan bahwa media sosial sifatnya interaktif, karena penggunanya  sekaligus sebagai sumbernya. Sehingga pada saat pelaksanaan Nyepi menjadi ujian bagi pengguna yang melaksanakan Nyepi untuk menahan diri dengan tidak posting, share atau like.

“Yakin ini kita masyarakat beradab, Masa kita Hindu Bali harus sampai pihak ketiga yang membatasi,” papar Amanda.

[pilihan-redaksi2]
Amanda berharap usulan pemutusan internet saat Nyepi bukan hanya karena ketakutan akan adanya posting atau selfi yang aneh-aneh. Sebab kasus seperti itu hanya satu dari sekian banyak kasus yang sering muncul akibat salah dalam penggunaan akses internet.

“Sama kayak gini, Nyepi telepon dimatikan gak? Gak kan, nah kendalinya ada di kita, apa akan menggunakan atau tidak, itu logikannya,” papar Amanda.

Sementara pengamat Budaya I Made Nurbawa mengaku sangat sedih dengan adanya usulan pemutusan internet saat Nyepi. Mengingat seolah-olah urusan moral dan keyakinan sudah mulai diatur oleh negara.

“Artinya kini untuk melaksanakan Catur Brata harus melibatkan Kominfo,” kata Made Nurbawa. [bbn/mul]

Reporter: bbn/mul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami