Green Peace Khawatirkan Dampak PLTU Celukan Bawang Merusak Lingkungan
Jumat, 13 April 2018,
20:35 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com.Denpasar, Green Peace menghimbau Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali untuk pentingnya menggunakan energi terbarukan daripada mengandalkan rencana dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang 2x330 MW yang dampaknya tidak sesuai dengan visi pariwisata berkelanjutan.
[pilihan-redaksi]
Juru Kampanye Iklim dan Energi Green Peace Indonesia, Hindun Mulaika mengatakan seperti diketahui PLTU Batubara Celukan Bawang akan menjadi salah satu penyumbang perubahan iklim karena hasil pembakarannya yang mengandung emisi karbon. Disamping itu, dampak lain, kata dia tentunya akan mengakibatkan polusi udara bagi masyarakat di sekitar. Bersama masyarakat Green Peace telah melayangkan gugatan agar rencana proyek ini segera dibatalkan.
Juru Kampanye Iklim dan Energi Green Peace Indonesia, Hindun Mulaika mengatakan seperti diketahui PLTU Batubara Celukan Bawang akan menjadi salah satu penyumbang perubahan iklim karena hasil pembakarannya yang mengandung emisi karbon. Disamping itu, dampak lain, kata dia tentunya akan mengakibatkan polusi udara bagi masyarakat di sekitar. Bersama masyarakat Green Peace telah melayangkan gugatan agar rencana proyek ini segera dibatalkan.
"Hal ini akan meracuni keindahan dan keseimbangan alam pulau Bali yang berlawanan dengan pembangunan pariwisata Bali yang berkelanjutan," ungkapnya usai menerima kunjungan Kapal Green Peace 'Rainbow Warrior' yang singgah ke pelabuhan Benoa, Bali selama 4 hari pada Jumat (13/4).
Menurutnya, PLTU Batubara telah menjadi masa lalu kelam yang ditinggalkan banyak negara di dunia dan energi terbarukan seperti tenaga surya telah menjadi sebuah kekuatan ekonomi baru dengan penyerapan tenaga kerja lokal yang besar. Selain isu PLTU Batubara, Green Peace juga menyoroti pencemaran sampah plastik di laut yang tingkatnya dinilai cukup krusial.
Kepala Green Peace Indonesia, Leonard Simanjuntak menekankan penyebab dari pencemaran sampah plastik di Bali adalah kurangnya disiplin atau kesadaran masyarakat dan sebagai dampak dari kunjungan dari wisatawan yang massal. Untuk itu, ia mengharapkan dengan kedatangan kapal Rainbow Warrior ini akan menyuarakan kampanye untuk mengurangi produksi dan ketergantungan pada penggunaan plastik sekali pakai.
[pilihan-redaksi2]
Kedatangan Green Peace kali ini juga untuk memberikan dukungan pada perjuangan masyarakat Bali menolak reklamasi Teluk Benoa. Posisi Green Peace jelas menolak reklamasi dan hal ini telah ditegaskan sejak kapal Rainbow Warrior berkunjung ke Bali pada tahun 2013 silam.
Kedatangan Green Peace kali ini juga untuk memberikan dukungan pada perjuangan masyarakat Bali menolak reklamasi Teluk Benoa. Posisi Green Peace jelas menolak reklamasi dan hal ini telah ditegaskan sejak kapal Rainbow Warrior berkunjung ke Bali pada tahun 2013 silam.
Koordinator Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa (ForBALI), I Wayan 'Gendo' Suardana menyatakan kedatangan kali kedua kapal Rainbow Warrior ini sekaligus menandai perjuangan dimulainya ForBALI hingga saat ini yang dinilai lebih massif. sehingga, kata dia jika tidak diperjuangkan, saat ini di Teluk Benoa sudah berdiri pulau-pulau seluas 700 hektare di kawasan Teluk Benoa.
"Kehadiran Rainbow Warrior kali ini semoga akan menjadi pemacu semangat perjuangan untuk menolak reklamasi Teluk Benoa," tandasnya. (bbn/rob)
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: bbn/rob