Polisi Belum Menangkap 5 Pelaku Pengeroyokan Supir Taksi Online di Bandara
Senin, 9 Juli 2018,
08:10 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Beritabali.com,Badung. Hingga saat ini Polisi belum menangkap 5 pelaku pengeroyokan supir taksi online di Bandara Jumat (6/7) lalu. Meski korban sudah melaporkan ke Polisi hingga berita ini diturunkan tak satupun para sopir berhasil ditangkap.
[pilihan-redaksi]
“Saya sudah lapor ke Polresta tapi pelaku belum ditangkap. Kata polisi saya nanti dihubungi lagi Senin,” ungkap korban yang berprofesi sebagai supir taksi online, Mikel.
“Saya sudah lapor ke Polresta tapi pelaku belum ditangkap. Kata polisi saya nanti dihubungi lagi Senin,” ungkap korban yang berprofesi sebagai supir taksi online, Mikel.
Kasatreskrim Polresta Denpasar Kompol Arta Ariawan yang dikonfirmasi mengatakan, kasus pengeroyokan tersebut kini ditangani jajaran Polsek Kawasan Bandara. Namun sayang, saat Kapolsek Kawasan Bandara Kompol Krisna dihubungi, Minggu (8/7), tidak mau mengangkat via telponnya. (bbn/Spy/rob)
Sebelumnya insiden penolakan taksi online di Bandara kembali terjadi dimana Seorang sopir taksi Grab bernama Mikel Napoleon (37), dihajar sekelompok sopir taksi yang mangkal di Bandara Ngurah Rai, hingga babak belur pada Jumat (6/7).
Para sopir taksi sebelumnya menolak kehadiran korban yang hendak mengambil penumpang, hingga berujung pengeroyokan.
Satu dari lima pelaku sopir taksi yang sudah dilaporkan ke Polisi, yakni I Nyoman Sudiarta, yang bekerja sebagai sopir di Koperasi Trans Bulan. Sementara ini polisi belum berhasil menangkap satu pun pelakunya.
“Pelakunya ada 5 orang. Saya berharap polisi menangkap para sopir ini. Mereka sudah mengeroyok saya di Bandara,” beber pria asal Bekasi Jakarta Barat ini.
Mikel menuturkan, kejadian pengeroyokan terhadap dirinya berlangsung Jumat (6/7) sekitar pukul 13.24 Wita. Korban mendatangi Bandara Ngurah Rai, setelah aplikasi Grab miliknya mendapatkan penumpang yang datang dari Jakarta. Korban tiba di parkiran Bandara dan menunggu calon penumpang di parkiran depan Restoran Solaria.
Namun kehadiran korban yang mengendarai mobil Xenia DK 1405 SA ternyata membuat rasa tidak senang para sopir yang mangkal disana. Salah seorang sopir mendatangi korban dan menyuruh pergi, karena korban bekerja di Grab.
“Lah saya kan tidak salah. Jadi saya tidak mau pergi karena saya masih menunggu penumpang. Saya diam saja,” bebernya Minggu (8/7).
Tidak puas dengan jawaban korban, tak lama orang tersebut memanggil teman-temannya yang mangkal diparkiran E. Setahu korban, ada 4 orang sopir yang datang dan kemudian mengeroyok korban. Para sopir ini kemudian membentak-bentak korban agar tidak mencari penumpang di Bandara. Korban tetap ngotot dan tidak mau pergi dari parkiran tersebut.
Akibatnya, kawanan sopir ini emosi dan mulai geram melihat korban. Tanpa ada yang komando, para pelaku menarik paksa baju korban dan membanting HP korban di jalanan hingga hancur berantakan. Tak hanya itu, para sopir beringas menghajar kepala bagian belakang serta mengancam korban dengan menggunakan Cone Krucut pembatas jalan.
“Tiba tiba saya dipukuli, tapi tidak tahu siapa duluan mukuli saya karena saya dikerubuti,” ungkap pria yang baru 2 bulan bekerja di Grab itu.
[pilihan-redaksi2]
Selain mengalami penganiayaan fisik korban juga mengalami kerugian materiil Rp 1,5 juta. Sejumlah penumpang yang berada di parkiran melihat kejadian, namun takut melerai karena melihat kebrutalan para sopir. Bahkan, ada penumpang yang sempat mengabadikan kejadian tersebut lewat kamera video HP dan kemudian diviralkan di media sosial.
Selain mengalami penganiayaan fisik korban juga mengalami kerugian materiil Rp 1,5 juta. Sejumlah penumpang yang berada di parkiran melihat kejadian, namun takut melerai karena melihat kebrutalan para sopir. Bahkan, ada penumpang yang sempat mengabadikan kejadian tersebut lewat kamera video HP dan kemudian diviralkan di media sosial.
“Ada penumpang yang merekam kejadian tapi saya lupa namanya,” ujarnya.
Mikel mengaku, selama dua bulan bekerja di Grab, dia sudah mendengar bahwa taksi online dilarang masuk di bandara oleh para sopir taksi lain. Namun karena ingin mencari rejeki, korban tidak mempedulikannya.
“Saya tau taksi online selalu mendapat intimidasi di Bandara. Saya harap bandara Ngurah Rai bisa bebas Grab, biar kami bisa bekerja untuk menafkahi keluarga kami,” pintanya. (bbn/spy/rob)
Berita Badung Terbaru
Reporter: bbn/bgl