search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ahli Sebut Kiamat Terjadi 6,5 Miliar Tahun Lagi
Minggu, 14 Oktober 2018, 14:45 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi/NASA

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Beritabali.com,Denpasar. Para ahli mengatakan kira-kira 6,5 miliar tahun lagi dunia akan mengalami kiamat. Disebutkan, walaupun bumi mungkin tidak akan hancur sama sekali setelah matahari meledak, sisa yang tinggal hanya akan berupa sebuah batu karang besar yang kering dan beku tanpa kehidupan apapun.
 
[pilihan-redaksi]
Dikutip dari voaindonesia.com, Kata para ahli, dengan memperhitungkan komposisi matahari yang sekarang, serta tingkat evolusinya, diperkirakan matahari akan mati, atau habis terbakar dalam serentetan ledakan gas helium yang akan menghancurkan kira-kira 40 persen bobotnya.
 
Kata perhitungan itu, bumi masih punya waktu kira-kira 6,5 miliar tahun lagi sebelum kehidupan di planet ini tidak bisa lagi dipertahankan. Sebab pada waktu itu, matahari akan mulai membengkak, sampai akhirnya menjadi benda angkasa yang besarnya 200 kali dari sekarang, dan memancarkan panas yang sangat tinggi.
 
Suhu yang tinggi itu akan menguapkan semua air di laut, sungai dan danau, dan membunuh segala bentuk kehidupan di bumi. Sistem tata surya kita yang sekarang, kata para ahli, dengan satu matahari dan sembilan planit yang beredar di sekelilingnya, termasuk bumi, tercipta kira-kira 4,5 milyar tahun yang lalu.
 
Hasil penelitian terhadap matahari atau bintang yang terdapat dalam sistem tata surya lain menunjukkan, matahari yang kita lihat tiap hari itu, umurnya sudah hampir mencapai separuh masa hidupnya, yang diperkirakan 12 milyar tahun.
 
Para pakar menggolongkan matahari ke dalam bintang kelas G, diukur dari tingkat cahaya, serta warna radiasinya yang tampak dari bumi. Suhu di permukaannya sekarang diperkirakan sekitar 5.700 derajat Celsius.
 
Saat ini matahari masih berada dalam fase utama yang stabil, dimana ia terus membakar persediaan gas hidrogen yang terkandung di dalamnya. Sebagai bintang dari kelas G, matahari diperkirakan akan terus berada dalam fase itu selama 6,5 miliar tahun lagi.
 
Sebuah laporan yang dimuat dalam majalah Astrophysical Journal mengatakan, setelah matahari mencapai umur 11 miliar tahun, benda angkasa itu akan memasuki fase perkembangan berikutnya, dan menjadi apa yang digambarkan sebagai bintang raksasa yang berwarna merah.
 
Bintang raksasa itu terbentuk karena gas helium yang terdapat di bagian intinya meledak, sehingga matahari menggelembung 200 kali lebih besar dari ukurannya yang sekarang, dan cahayanya-pun 2.000 kali lebih terang.
 
[pilihan-redaksi2]
Kemudian, untuk masa 150 juta tahun berikutnya, suhu matahari akan turun lagi, karena helium yang terdapat di bagian intinya sudah habis. Tapi gas helium yang terdapat di lapisan-lapisan lebih luar akan meledak secara beruntun, serta melemparkan bagian-bagian yang hancur itu ke angkasa, sehingga bobot atau massa matahari akan terus berkurang.
 
Dan satu juta tahun kemudian, matahari terus menyusut ukurannya, sampai cahayanya redup dan akhirnya hilang sama sekali. Manusia mungkin sudah pindah ke planet lain, lama sebelum semua itu terjadi, dan bisa menyaksikan sistem tata surya yang mati itu; sebagai sebuah bintang gelap atau bintang hitam yang dikelilingi planet-planet yang hangus terbakar. (bbn/voaindonesia/rob)

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami