Ini Penyebab Penyelam Hilang di Perairan Gili Tepekong
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Tim peneliti gabungan melakukan penyelaman di Pulau Gili Tepekong, Kabupaten Karangasem, Bali, bermaksud memeriksa alat pendataan pola gerak hiu sebagai bagian dari Program Penelitian Pola Gerak Hiu, pada Sabtu, 12 Desember 2020.
Tim peneliti gabungan yang terdiri dari 8 orang perwakilan dari Pusat Riset Perikanan Badan Riset Sumber Daya Manusia (PUSRISKAN-BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bali, Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar dan Yayasan WWF Indonesia, melakukan penyelaman untuk mengambil alat pendataan pola gerak hiu (receiver) dan berencana untuk menggantinya dengan receiver baru.
Saat tiba di lokasi, tim menunggu sekitar 1 jam sebelum melakukan penyelaman hingga arus permukaan tenang dengan kondisi cuaca berawan. Tim penyelam yang terdiri dari 6 orang (2 diantaranya adalah tenaga ahli berpengalaman yang bersertifkat instruktur) turun bersamaan dan 2 orang tetap berjaga di kapal.
Setelah 10 menit penyelaman, satu per satu anggota tim muncul ke permukaan, namun hingga lebih dari 20 menit satu anggota penyelam bernama I Gede Surya Risuana, perwakilan DKP Provinsi Bali, hilang dan belum berhasil ditemukan. Sementara, penyebabnya diperkirakan Surya terkena dan terbawa arus kuat yang sebelumnya tak terprediksi.
Yayasan WWF Indonesia selaku pengelola kegiatan penyelaman tersebut segera menghubungi dan meminta pertolongan kepada tim SAR Gabungan dari Basarnas Bali, Polairud Karangasem, Bakamla, Balawista dan TNI AL pos TNI Candidasa.
I Gusti Ngurah Eka Wiyadnyana, Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem menjelaskan segera setelah menerima laporan adanya satu anggota peneliti hilang dalam penyelaman pada Sabtu (12/12/2020) pukul 11.50 WITA pihaknya melakukan penyisiran di seputar Pulau Gili Tepekong, ke arah Nusa Penida dan pesisir Karangasem sampai Padang Bai.
"Hingga pukul 17.00 WITA saat upaya pencarian dihentikan karena sudah gelap, Surya belum ditemukan,” ujarnya.
Basarnas Bali kemudian melakukan upaya pencarian pada Minggu 13 Desember 2020 di area pencarian via udara menggunakan Helikopter Basarnas BOLCOW BO-105 HR-1521 dipimpin oleh Mayor Laut Handra Mildiawan selaku pilot dan Letda Laut Tanta Ananda S selaku co pilot.
Eka Wyadnyana menambahkan Tim Gabungan Basarnas akan terus melanjutkan pencarian hingga 5 hari ke depan (sesuai pelaksanaan operasi SAR 7 hari) dengan menurunkan 12 personel Basarnas, 1 RIB (Rigit Inflatable Boat) Basarnas, 1 RIB Bakamla, 1 speed boat Polair Polres Karangasem, 1 Speed Boat Direktorat Polair Polda Bali Pos Padangbai serta menyesuaikan kondisi dan pencarian sesuai SOP Basarnas.
Surya telah menjadi bagian tim peneliti sejak bulan September 2020, yaitu sebagai tim pendukung saat pemasangan alat receiver dan tim pemasang alat penanda pada hiu.
“DKP Provinsi Bali secara resmi memberikan penugasan kepada I Gede Surya Risuana sebagai tim peneliti gabungan di program Penelitian Pola Gerak Hiu,” ungkap I Made Sudarsana, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali.
Seluruh tim peneliti gabungan, Pusat Riset Perikanan Badan Riset Sumber Daya Manusia (PUSRISKAN-BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bali, Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar dan Yayasan WWF Indonesia merasakan keprihatinan yang sangat mendalam dan membutuhkan doa serta dukungan agar rekan Surya dapat segera ditemukan dalam keadaan selamat.
Reporter: bbn/rls