Bukan Meledak, Ini Penyebab Patahnya KRI Nanggala 402 Jadi 4 Bagian
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Pengangkatan kapal selam KRI Nanggala 402 yang tenggelam di perairan utara Bali terus dilanjutkan tim gabungan TNI AL.
Teranyar, tim gabungan menemukan fakta bahwa kapal pengangkut 53 personil TNI AL itu patah menjadi empat bagian. Tim akan berupaya mengangkat 3 bagian kapal berupa haluan, anjungan dan buritan dari kedalaman 839 meter, pada Rabu 26 Mei 2021.
Namun untuk badan kapal sepanjang 45 meter belum berhasil diangkat. Sedianya, Kapal Tan Sua Er Hao asal Tiongkok yang ikut membantu telah mencoba mengangkat bagian anjungan kapal tapi tidak berhasil. Yang terjadi, akibat berat anjungan 18 ton membuat sling pengikat putus.
Sementara ini barang barang yang berhasil dievakuasi dari dasar laut yakni atena ESM, pelindung kabel torpedo, personal life swim, hidrofon, technical hand book, technical manual, dan liferaft.
Menurut Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) II, Laksamana Muda (Laksda) TNI Iwan Isnurwanto, dalam pengangkatan kapal selam KRI Nanggala 402, pihak TNI AL dibantu oleh Singapura, Malaysia, Australia, Tiongkok, dan Amerika Serikat. Bantuan dari dalam negeri juga didukung oleh Polri, Basarnas dan Bakamla.
"Operasi pencarian terhadap bagian kapal yang hilang akan berlangsung hingga akhir Mei ini," ujarnya saat gelar jumpa pers di Pangkalan TNI AL di Jalan Raya Sesetan Denpasar Selatan, Selasa 18 Mei 2021.
Laksamana Iwan membeberkan dari hasil Operasi salvage yang melibatkan tiga kapal dari Tiongkok, yakni Yongxindao-863 (kapal ocean salvage and rescue), Nantuo-195 (kapal ocean tug), dan Tan Suo-2 (kapal scientifi survey dan salvage) berhasil menemukan beberapa fakta. Bahwa KRI Nanggala-402 patah empat bagian.
"Tiga bagian yang sudah ditemukan adalah haluan, anjungan, dan buritan. Sementara satu bagian kapal lainnya yakni badan tekan kapal sepanjang 45 meter hingga kemarin belum berhasil ditemukan," ungkapnya.
Diterangkannya, tiga bagian kapal yang berhasil ditemukan berada di dasar laut di perairan utara Bali tepatnya di posisi 07° 48' 56.6" S - 114° 51' 20.6 T pada kedalaman 839 meter. Tiga bagian kapal itu berada pada tiga titik berbeda. Antara haluan dan anjungan berjarak 107 meter. Antara haluan dengan titik kapal alami kedaruratan berjarak 47 meter. Antara buritan dengan haluan berjarak 36 meter.
Diterangkanya, di sekitar tiga bagian bangkai kapal yang ditemukan terdapat kawah dengan diameter 38 meter dan dalam 10 meter sampai 15 meter.
"Kami belum mengetahui apa sebenarnya isi dalam kawah tersebut. Kuat dugaan bagian badan tekan kapal berdiameter 8 meter sepanjang 45 meter berada dalam kawah tersebut," bebernya.
Diakuinya, saat ini pihaknya mengalami kesulitan untuk menemukan 1 bagian kapal yang belum ditemukan. Pasalnya, selain karena terlalu dalam juga karena dasar laut bukan terdiri dari bebatuan tapi lumpur.
"Tiga bagian kapal yang ditemukan ada bagian yang tertimbun lumpur. Namun belum bisa berandai-andai di mana satu bagian kapal yang belum ditemukan," ujar Laksamana Iwan.
Diungkapkannya lebih lanjut, saat ini pihaknya masih meneliti bagaimana bangkai kapal diangkat dan pada bagian mana akan diikat. Namun kemungkinan yang bisa diangkat adalah anjungan dan buritan. Rencananya bila berhasil diangkat akan dievakuasi ke Lanal Banyuwangi.
Selain itu, pihaknya juga masih mengivestigasi guna mengetahui penyebab tenggelamnya kapal yang mengangkut 53 personil TNI tersebut. Dikatakan dari segi peralatan KRI Nanggala sudah siap melaksanakan latihan.
"Kapal terbagi tiga bagian bukan karena meledak tapi karena alami deformasi akibat tekanan air. Sebenarnya kapal selam hanya boleh nyelam sampai kedalaman 500 meter," bebernya.
Laksamana Iwan menyakini kapal tersebut tidak meledak. Bila meledak berarti saat itu juga pasti berhamburan dan muncul permukaan. Tapi sampai saat ini belum ada benda yang muncul di permukaan laut.
"Kalau meledak pasti diketahui oleh kapal penjejak. Karena kapal KRI Nanggala-402 selam saat memasuki tahap keempat dalam latihan itu. Kapal tersebut tenggelam murni karena kecelakaan," sebutnya.
Laksamana Iwan mengungkapkan berat kapal itu 1.300 ton dan sanggup mengisi air 1.450 ton. Kalau black out tidak sampai 10 detik sudah mencapai kedalaman 100 meter. Artinya 10 meter perdetik kecepatan tenggelamnya. Akibatnya patah, karena kecepatan tinggi, alami deformasi, dan akhirnya berada di dasar laut.
"Hingga hari ini belum ditemukan satu jenazah. Dengan tidak ditemukan awak kapal maka kemungkinan para awak kapal ada di bagian badan tekan yang belum ditemukan itu. Kita tidak tau apa penyebab kejadian ini. Kalau di pesawat ada black box. Alat alutsista tidak memiliki itu," pungkasnya.
Diberitakan, Kapal Selam KRI Nanggala-402 milik TNI AL ini hilang di perairan Bali Utara saat latihan penembakan torpedo, Rabu 21 April 2021 subuh. Kapal selam buatan Jerman tahun 1979 yang hilang kontak sejak pukul 05.30 Wita ini, berisi 53 prajurit TNI.
Setelah dilakukan serangkaian pencarian akhirnya Minggu (25/4) KRI Nanggala-402 dinyatakan tenggelam dan 53 prajurit di dalamnya dinyatakan gugur.
Reporter: bbn/bgl