Ngeri PD 3, Jet Tempur Rusia Nyaris Jatuhkan Pesawat Inggris
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Sebuah jet tempur Rusia hampir menembak jatuh sebuah pesawat pengintai Inggris yang tidak bersenjata di atas Laut Hitam pada September. Hal ini terungkap dari sebuah dokumen intelijen Amerika Serikat (AS) yang bocor pekan lalu.
Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan kepada British House of Commons pada Oktober lalu bahwa salah satu dari dua pesawat tempur Su-27 Rusia yang mencegat pesawat pengintai RC-135 di lepas pantai Krimea telah melepaskan rudal.
Ia mengaitkannya dengan 'kerusakan teknis'. Wallace juga mengatakan ia telah berbicara dengan rekan-rekan Rusianya tentang insiden tersebut.
Tapi ketegangan di udara tampaknya lebih serius dari itu. Sebelumnya, Wallace tidak menyinggung soal rudal yang benar-benar ditembakan.
"Dokumen itu menyebut insiden itu sebagai hampir menembak jatuh RJ Inggris, yang merujuk pada nama panggilan yang biasa digunakan untuk pesawat mata-mata Inggris," kata laporan intelijen itu dikutip New York Post, Selasa (11/4/2023).
"Wallace tidak menjelaskan insiden itu dengan istilah-istilah itu ketika dia berbicara dengan anggota parlemen Inggris."
Washington Post menuliskan bahwa seandainya dijelaskan secara berbeda, penembakan ini dapat memicu pertarungan yang lebih luas dengan NATO, di mana Inggris merupakan anggota aliansi itu. Dari ketegangan ini, AS juga berpotensi tersangkut dalam perang langsung dengan Rusia.
Hingga saat ini, belum ada keterangan langsung dari pihak Inggris, Rusia, ataupun AS terkait laporan insiden ini.
Selain insiden ini, dokumen yang bocor itu juga merinci beberapa pertemuan lain antara jet Rusia dan pesawat AS, Inggris, dan Prancis dalam misi penerbangan pengawasan antara Oktober dan Februari.
Jet Rusia secara rutin mencegat penerbangan pesawat tempur Barat itu saat Moskow mengklaim zona eksklusi yang diklaim sendiri di wilayah Laut Hitam. AS, di sisi lain, selalu mengabaikan hal ini, dengan Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan bahwa AS akan terbang kemanapun hukum internasional mengizinkan.
"Inggris dan Prancis biasanya mengirim pesawat berawak, sedangkan AS biasanya mengandalkan drone," tulis Washington Post.
Sementara itu, penerbangan jet ini dilakukan saat Rusia masih terus mengintensifkan serangannya ke Ukraina. Diketahui, AS dan sekutunya telah memberikan dukungan pendanaan dan persenjataan yang besar bagi Kyiv agar dapat mengusir tentara Rusia sembari menjatuhkan ribuan sanksi ekonomi kepada Moskow untuk menggembosi pendanaan perangnya.
Atas manuver ini, hubungan Washington dan Moskow pun memanas. Presiden Rusia Vladimir Putin mencap AS dan sekutunya itu sebagai negara yang tidak bersahabat, sementara bawahannya juga beberapa kali telah membangkitkan retorika terkait potensi serangan nuklir.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net