Saat Penis Berubah Seiring Usia dan Bagaimana Mengatasinya
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Seperti halnya manusia yang banyak berubah setelah menua. Penis pria juga akan berubah seiring usia.
Baca juga:
Apa Saja Bahaya Hubungan Seks di Usia 'ABG'?
Lantas, apa yang terjadi saat pria mengalami perubahan penis dan adakah cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya?
Melansir WebMD, fase perubahan pada penis dikendalikan oleh kadar hormon testosteron sesuai usia manusia. Tingkat testosteron memuncak pada usia remaja akhir hingga awal 20-an.
Sementara jumlah testosteron dalam tubuh mungkin akan sedikit menurun di usia akhir 20-an hingga 40-an. Namun, perubahan itu tidak signifikan.
"Konon, tidak ada perubahan spesifik pada penis secara keseluruhan dari waktu ke waktu," kata Denise Asafu-Adjei, MD, direktur kedokteran reproduksi pria dan asisten profesor urologi di Loyola Medicine di Chicago, dikutip dari Livestrong.
Perubahan pada penis merupakan sesuatu yang alami seiring menuanya usia seseorang dan itu tak bisa dihindari. Berikut ini beberapa hal yang akan terjadi saat penis pria mengalami perubahan dan sejumlah cara untuk mengatasinya.
1. Ereksi tak lagi kuat
Adjei mengatakan, jaringan penis berada dalam kondisi terbaik saat seseorang di usia muda.
"Penis elastis dan menghasilkan ereksi yang penuh dan kuat." katanya.
Menurut Adjei, penis bisa berubah seiring usia dan kebiasaan gaya hidup. Usia tidak bisa dikendalikan, tapi kebiasaan gaya hidup bisa Anda kendalikan.
Olahraga, pola makan yang sehat, menjaga berat badan yang sehat, menjaga kolesterol darah, dan tekanan darah dalam kisaran yang baik, membatasi alkohol dan menghindari merokok adalah semua kebiasaan sehat yang mendukung ereksi yang kuat.
Seberapa aktif seseorang secara seksual dapat memengaruhi usia penis. "Penis itu seperti otot - jika Anda tidak menggunakannya, Anda akan kehilangannya," kata Adjei. "Jika ada periode waktu di mana Anda tidak memiliki ereksi yang optimal, jaringan itu bisa sedikit mengeras dan tidak meregang sebaik saat Anda masih muda."
2. Risiko disfungsi ereksi meningkat
Disfungsi ereksi (DE) adalah kesulitan mendapatkan atau mempertahankan ereksi untuk seks, memengaruhi 30 juta pria, menurut American Urological Association.
Menurut penelitian Februari 2017 di Translational Andrology and Urology, usia meningkatkan risiko disfungsi ereksi seseorang. Saat Anda berusia 40-an, peluang Anda mengalami DE adalah 40 persen, yang meningkat 10 persen per dekade.
Penelitian di Sexual Medicine pada Maret 2019 menunjukkan bahwa seiring bertambahnya usia, Anda mungkin menjadi kurang aktif secara seksual, dengan tingkat penurunan dari 94 persen pria berusia 50-an menjadi 31 persen pria di atas usia 80 tahun.
3. Sensasi di penis menurun
Sensasi yang berkurang dapat terjadi jika Anda mengembangkan kondisi kronis seperti diabetes tipe 2, yang memengaruhi saraf dan pembuluh darah di seluruh tubuh Anda, termasuk penis Anda. Menurut CDC, Orang yang berusia di atas 45 tahun paling berisiko terkena diabetes tipe 2.
"Orang yang benar-benar sehat seharusnya tidak mengharapkan sensasi di penis berkurang seiring waktu," kata Adjei.
4. Terlihat lebih kecil
Mengutip WebMD, seiring usia, Anda mungkin memperhatikan bahwa ukuran penis tidak sebesar dulu. Ukuran sebenarnya mungkin tidak berubah sama sekali. Namun jika Anda memiliki lebih banyak lemak di tulang kemaluan tepat di atas penis Anda, area tersebut bisa melorot dan membuatnya terlihat lebih kecil.
5. Penis akan melengkung
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK) mengungkap bahwa penyakit Peyronie atau penis melengkung terjadi ketika jaringan parut terbentuk di bawah kulit penis, menyebabkan tikungan baru saat ereksi, yang juga bisa menyakitkan.
Namun, dikutip Men's Health saat ini obat-obatan suntik membantu melepaskan akumulasi plak yang menahan jaringan parut yang menahan penis Anda di lekukan itu.
Perubahan penis merupakan hal yang tidak bisa dihindari oleh pria seiring bertambahnya usia. Meski demikian, ada banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk menjaga kesehatan penis selama bertahun-tahun, termasuk tetap aktif secara seksual dan menjalani kehidupan yang sehat untuk jantung.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net