search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Disiksa, Dibilang Cewek Murahan, Ariati Kabur
Rabu, 11 Juni 2008, 17:13 WITA Follow
image

image.google.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KLUNGKUNG.

Berkeinginan bekerja sebagai penjaga toko di Mamuju, Sulawesi Barat, Ni Wayan Sulasi Ariati (20), malah mendapat pekerjaan sebagai seorang pembantu rumah tangga (PRT). Pekerjaan itu dijalani kurang dari 2 bulan. Ariati kemudian melarikan diri dari rumah majikannya karena setiap hari menerima siksaan fisik.

Di Mamuju, Ariati bekerja di rumah Mama Ina dan suaminya Leo. Ia memilih untuk kabur dengan alasan setiap hari menerima siksaan fisik dari majikan dan anak-anaknya.

“Selain disikasa, saya juga dibilang cewek murahan,” keluhnya, di rumahnya, Rabu (11/6).

Pada saat pelarian, Ariati ditolong oleh orang Bugis yang bernama Ayadin Beta. Selama sepuluh hari ia menumpang di rumah itu dan dijanjikan pekerjaan.

Tapi selama 10 hari menumpang di sana pekerjaan yang dijanjikan tidak kunjung datang. Ariati malah ditawari menikah dengan seorang duda, keluarga dari Ayadin Beta.

Ariati kemudian kabur lagi dari rumah Ayadin Beta. Setelah terlunta-lunta semalaman, Ariati akhirnya ditolong Kepala Dusun. Oleh Kepala Dusun, ia dikenalkan kepada Made Bagus Arsana, orang Bali yang bekerja di sana. Berkat pertolongan Made Bagus Arsana, Ariati akhirnya tiba di Bali dengan selamat.

Kepada Beritabali Rabu (11/6), Ariati mengaku kabur karena tiap hari mengalami siksaan fisik dan hinaan.

“Di Bali, sewaktu mengajak saya ke Mamuju dulu, saya dijanjikan akan dijadikan anaknya sendiri. Tetapi kenyataannya saya mengalami siksaan dan hinaan,” ujarnya.

Ariati tak berniat membawa masalah ini ke pihak kepolisian, asalkan keluarga mantan majikannya di Mamuju mau mengembalikan pakaian yang masih tertinggal di sana dan membayar seluruh gaji selama dirinya bekerja di sana.

Pihak keluarga Mama Ina di Bali justru menuduh Ariati mencuri uang dan HP majikannya sehingga diusir. Akan tetapi tuduhan ini dibantah Ariati.

“Mana buktinya, kalau saya mencuri tidak mungkin saya sampai terlantar 20 hari di Makasar,” ucapnya.

Pihak keluarga Ariati sendiri menyayangkan sikap dari keluarga Mama Ina yang tidak segera memberi tahu keluarga Ariati di Bali setelah terlantar hampir 30 hari di Makasar. (igs)

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami