search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Berita Penyadapan Tak Pengaruhi Hubungan Indonesia - Australia
Sabtu, 9 November 2013, 11:25 WITA Follow
image

id.m.wikipedia.org

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Beritabali.com, Nusa Dua. Menteri Luar Negeri  Marty M Natelegawa menyatakan meski berita penyadapan hangat diperbincangkan namun Pemerintah Indonesia memastikan hubungan dengan Australia tidak terganggu tetap berjalan dengan baik.

Hal itu ditegaskan Marty, usai melakukan pembicaraan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bhisop di sela pertemuan Bali Democracy Forum (BDF) VI di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Jumat (8/11/2013).

Marty menuturkan, jika pertemuan BDF lebih diarahkan untuk meningkatkan upaya-upaya bilateral antar kedua negara tetangga. Walau isu penyadapan, sempat disinggung dalam ajang BDF oleh Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao, namun Marty meyakinkan bahwa hal itu tidak mengganggu hubungan bilatarel Indonesia-Australia.

Menurut Marty, pertemuan yang digelar sebelum Julia hadir sebagai pembicara dalam diskusi interaktif dengan para peserta BDF, sama sekali tidak membahas isu penyadapan. Ia menuturkan, pertemuan bilateral dirinya dengan Menlu Australia Julie Bhisop tidak memfokuskan pada kasus penyadapan yang diduga dilakukan Australia dan Amerika. "Lebih focus membahas BDF dalam  mempromosikan dan mendorong kerjasama internasional dan kawasan dalam ranah perdamaian dan demokrasi," jelasnya.

Ajang BDF, kata Marty lebih membahas pertukaran pengalaman dan langkah praktik yang menitikberatkan pada prinsip keadilan, saling menghormati, dan pengertian. "Jadi, dalam pertemuan bilateral itu, Australia tidak bisa menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan intelijen," imbuhnya.

Bagi Marty, tali persahabatan antara Indonesia dan Australia sangatlah penting. Inilah yang akan tetap menjadi dasar pijakan bagi kedua negara dalam pengambilan
berbagai kebijakan ke depannnya.

BDF yang dibuka kemarin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan dihadiri 86 negara di kawasan Asia Pasifik, Eropa, Afrika, dan Timur Tengah dijadwalkan ditutup siang ini oleh Marty Natalegawa. (dws)

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami