TKI Kapal Pesiar Hilang di Laut Amerika Dikremasi
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Bali yang bekerja di kapal pesiar, tewas setelah terjatuh dari atas kapal pesiar yang sedang berlayar di perairan Amerika. Meski jasadnya tidak ditemukan, pihak keluarga di Badung Bali melakukan upacara ngaben atau kremasi secara simbolis. Upacara ngaben atau kremasi Nyoman Gede Bagiada dilakukan di areal kuburan Mengwi, Kabupaten Badung, Minggu (23/2/2014). Warga banjar atau desa Serangan Mengwi bersama pihak keluarga melakukan upacara pengabenan secara simbolis. Dalam upacara pengabenan secara simbolis ini, jasad almarhum digantikan dengan sesajen dan bunga yang terbungkus kain kafan.
Dalam upacara ini, istri almarhum, Made Karyawati, dan anak pertamanya Gede Saputra Giri, tak kuasa menahan tangis saat simbol jasad almarhum Nyoman dikremasi. "Sebelum menceburkan diri ke laut, almarhum sempat menghubungi keluarga untuk menanyakan uang yang telah dikirimnya sudah sampai apa belum, mungkin ini sudah jalan hidupnya," ujar Made Karyawati. Sebelum melaksanakan upacara ngaben, pihak keluarga Nyoman sebenarnya telah menunggu kabar selama 25 hari. Meski telah menunggu sekian lama, pihak keluarga tidak mendapat informasi terkait keberadaan jenazah Nyoman. Nyoman dinyatakan hilang di wilayah perairan Amerika.
Pihak keluarga hanya bisa berharap jenazah almarhum Nyoman yang telah dikarunia dua orang anak ini bisa ditemukan. Keluarga juga berharap hak-hak yang menjadi milik almarhum, bisa dikembalikan kepada keluarga di Bali. Sebelumnya diberitakan, I Nyoman Gede Bagiada seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali dikabarkan bunuh diri dengan cara menceburkan diri ke laut dari atas kapal pesiar di perairan Amerika Serikat.
"Kami menerima laporan dari Konsulat Jenderal Kemenlu RI di Houston, Texas bahwa ada TKI asal Bali yang menceburkan diri ke laut pada 29 Januari 2014," jelas Kepala Balai Pelayanan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Denpasar, I Wayan Pageh, lewat sambungan telefon, Jumat (21/2/2014).
Informasi lewat surat elektronik tentang hilangnya anak buah kapal asal Bali tersebut, juga diterimanya dari dua agen PT Ratu Oceaniaraya tertanggal 3 Februari 2014 dan surat dari PT Cipta Wira Tirta. Dari koordinasi yang dilakukan dengan pihak terkait di Konjen AS di Houston, setelah 14 hari dilakukan pencarian oleh petugas berwenang di AS, jasad Bagiada tak kunjung ditemukan. Akhirnya, sesuai prosedur dan ketentuan di negara setempat, korban dinyatakan meninggal dunia.
Pageh menjelaskan, dugaan korban bunuh diri dengan cara menceburkan diri ke laut juga diperkuat dengan rekaman CCTV di kapal pesiar itu. Di rekaman CCTV itu, sebelum melompat, Bagiada lebih dahulu melepas sepatunya.
Dari informasi yang didapatnya pula, motif korban mengakhiri hidup lantaran menderita sakit dan ingin kembali ke kampung halamannya. Karena terikat kontrak kerja yang melarang semua pekerja meninggalkan kapal selama pelayaran, dia diduga frustrasi hingga akhirnya berbuat nekat. Selama bekerja di kapal pesiar Constellation, Bagiada berkerja sebagai juru masak.
Reporter: bbn/psk