search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Antisipasi MERS, Ngurah Rai Awasi Penumpang dari Timur Tengah
Sabtu, 10 Mei 2014, 07:26 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Untuk mengantisipasi penyebaran virus MERS-COV yang membahayakan, otoritas Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali menetapkan status siaga dengan memasang alat pemindari suhu tubuh di pintu masuk area terminal kedatangan luar negeri. Pengoperasian alat pendeteksi suhu tubuh untuk mengantisipasi masuknya virus MERS-COV ke Bali, pihak Bandara Ngurah Rai Bali bekerja sama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Ngurah Rai.

Sejumlah penumpang yang baru turun dari pesawat terlihat diarahkan petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) agar melewati alat pendeteksi suhu badan atau yang disebut thermal scanner.

"Kami sudah berkoordinasi terkait langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan untuk mencegah masuknya virus MERS-COV melalui Bandara Ngurah Rai," ujar Co. General Manager, I Gusti Ngurah Ardita, Jumat (9/5/2014).

Alat thermal scanner di pintu masuk area terminal kedatangan luar negeri ini dipasang untuk mengukur suhu tubuh. Bagi penumpang atau crew yang memiliki suhu tubuh di atas ambang batas maka akan diperiksa lebih lanjut oleh petugas KKP.

"Petugas akan memberi perhatian khusus untuk penumpang dari penerbangan dari Timur Tengah sebagai wilayah asal munculnya virus MERS-COV," jelasnya.

Ardita mengaku saat ini belum tidak ada penerbangan langsung (direct) dari Timur Tengah menuju Bali. Meski begitu, pihaknya tetap memberlakukan prosedur pemeriksaan suhu tubuh bagi penumpang Qatar Airways yang datang dari Singapura.

"Langkah itu diambil karena rute Qatar Airways sebelumnya dari Qatar (Doha-Singapura-Bali). Dengan diberlakukannya prosedur ini, dapat membantu pencegahan penyebaran virus MERS-COV di Bali," tandasnya.

Sementara, Kepala seksi pengendalian karantina KKP Denpasar, I Gede Agung Junimarta menambahkan bahwa penumpang yang baru datang dari daerah-daerah yang berpotensi terjangkit virus MERS-COV terutama timur tengah terlebih dulu dibagikan sebuah brosur yang berisi informasi mengenai bahaya dan penanggulangan virus MERS-COV.

Para penumpang ini, lanjut Junimarta akan berjalan melintasi sensor termal scanner yang terdiri dari camera, sensor suhu, monitor LCD, yang dijaga oleh dua sampai 4 orang petugas dari KKP yang menggunakan masker dan sarung tangan.

"Penumpang yang melintasi scanner akan langsung terdeteksi lewat monitor melalui camera dan infrared fever sensing. Apabila suhu tubuh orang itu tinggi atau lebih dari 38 derajat celcius maka petugas akan menyuruhnya berhenti. Apabila penumpang itu panas kita diamkan dulu 15 menit, lalu kita tes lagi. Jika masih panas dan ada indikasi sesak nafas atau mungkin batuk-batuk akan kita kenakan masker dan diperiksakan ke poliklinik,"tegas Junimarta.

Bagi Junimarta, langkah itu dilakukan karena penumpang yang suhu tubuhnya tinggi tidak serta merta suspect MERS-COV. Pasalnya, bisa saja penumpang tersebut kelelahan usai perjalanan jauh. Apabila setelah diperiksa memang terindikasi suspect virus MERS-COV maka ia akan langsung dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar untuk penanganan lebih lanjut.

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami