Sejumlah Tokoh Sarankan Tim 9 Sulinggih PHDI Dinonaktifkan
Rabu, 20 Januari 2016,
23:05 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Tim 9 Sulinggih PHDI dengan ketua Ida Mpu Jaya Acharyananda disarankan non-aktif dan mengembalikan mandat ke Sabha Pandita PHDI menyangkut tugas merekomendasikan status Kawasan Suci Teluk Benoa.
Paling lama akhir Januari 2016 ini semestinya sudah ada rekomendasi tentang status Kawasan Suci Teluk Benoa, mengingat sudah cukup banyak masukan dan bahan yang komprehensif tentang KSTB. Selain hasil Pasamuhan Sabha Walaka bulan Oktober 2015, juga ada Rekomendasi FGD (Focus Group Discussion) Sulinggih dan Pemangku bulan Desember 2015 lalu di gedung PHDI di Denpasar.
Hal itu ditegaskan beberapa tokoh muda seperti Dr. Gusti Kade Sutawa, SE, MM, MBA yang merupakan Ketua Aliansi Masyarakat Pariwisata Bali (AMPB), Ir. Made Suryawan, MM dari Yayasan Paras Paros, Ir. Anak Agung Suryawan Wiranata, MSc. PhD yang merupakan salah seorang pengelingsir ‘’Love Bali Forum.’’
‘’Kami benar-benar prihatin melihat para Sulinggih di Tim 9, menjadi sasaran kritik dan kesalahpahaman umat Hindu, karena setelah saya amati, kok tidak relevan menugaskan Sulinggih melakukan kajian menyangkut status Kawasan Teluk Benoa. Sebab, dari AD/ART PHDI yang saya pelajari, kajian-kajian merupakan tugas Sabha Walaka.
Sehingga kalau Sabha Pandita merasa masukan Sabha Walaka tentang KSTB belum memadai, mestinya tugaskan Sabha Walaka memperdalam dan memperluas kajian, bukannya membentuk Tim Sulinggih,’’ kata Gusti Kade Sutawa dan Agung Suryawan.
Lelaki yang dipanggil Gusde ini menyayangkan, Tim 9 Sulinggih menjadi bahan perbincangan yang kadang kurang sedap didengar, terkait kelambanan mengagendakan sesuatu yang dikerjakan terkait tugasnya.
‘’Lebih baik kembalikan mandat itu ke Sabha Pandita melalui Dharma Adhyaksa. Tugaskan Sabha Walaka mengerjakannya, dan bila masukan Sabha Walaka sudah memadai, langsung putuskan. Umat Hindu sudah menunggu. Mereka merasa tidak punya orangtua menyangkut perjuangan suci membela Kawasan Suci Teluk Benoa.
Memang sudah ada Rekomendasi Sulinggih dan Pemangku di FGD Love Bali Forum dkk, bahwa Teluk Benoa itu Kawasan Suci, sesuai masukan sejumlah pakar dan narasumber. Tetapi, kalau Sabha Pandita tidak memberi keputusan, kok umat seperti saya ini merasa kehilangan orangtua,’’ lanjut Gusde.
Made Suryawan lebih blak-blakan. ‘’Maaf sebelumnya, usulan saya ini didasari rasa cinta saya terhadap Sulinggih dan keseluruhan jagat Bali yang punya keunikan tersendiri dari nilai-nilai ke-Hindu-an. Agar para Sulinggih di Tim 9 tidak terus-terusan menjadi perbincangan negatif, misalnya ada isu tentang praktek suap karena negeri kita ini sangat korup, dan mumpung itu belum menjadi wacana masif, sebaiknya Tim 9 menyerahkan mandat ke Dharma Adhyaksa, lalu non aktif dan dibubarkan. Saya menduga, semakin lama dibiarkan mengambang, beban Sulinggih Tim 9 semakin berat, makin jadi sasaran tembak, dan juga ampura ping banget…sudah ada yang mencaci maki lho? Saya mengusulkan hal ini agar Sulinggih di Tim 9 terlepas dari kritik-kritik pedas terkait perbincangan KSTB,’’ lanjut Suryawan.
Seperti diketahui, sejak ‘’Tim 9’’ dibentuk dalam Pasamuhan Sabha Pandita PHDI di Jakarta bulan Oktober 2015 sampai Januari 2016 ini belum ada progres dari yang diagendakan oleh Tim 9 Sulinggih tersebut. Umat juga tidak mengetahui, bagaimana program kerja Timm 9, apa yang dikerjakan, kapan dan berapa lama.
Karena terbatasnya informasi, umat yang ingin membantu dan mendukung, tidak punya celah dan informasi hingga tidak bisa memberi masukan. Intransparansi ini kadang menimbulkan kesan ‘’Tim 9” tertutup dan dipertanyakan.
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: bbn/rls