search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Naik Pohon Jepun, Satu Keluarga Selamat dari Banjir Lumpur
Senin, 25 Januari 2016, 02:05 WITA Follow
image

suaradewata

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Komang  Sukadadi (42), warga Banjar Dinas Musi, Desa Musi, Kecamatan Gerokgak, akhirnya mampu menyelamatkan diri dari terjangan arus air disertai lumpur.  Ia dan keluarganya menaiki pohon kamboja yang ada dibelakang rumah agat tidak terseret arus.
 
“Kami sedang tidur dan tiba-tiba tembok rumah roboh diterjang banjir. Lumpur langsung masuk dan saya pun sempat terendam. Suami saya langsung menyelamatkan saya dan dua anak kami. Karena arus kencang, saya panik dan memanjat pohon jepun yang ada dibelakang rumah,” ujar Sukadadi ketika dikonfirmasi suaradewata.com, Minggu (24/1/2016).
 
Menurut istri dari Komang Sumerta Jaya ini, ia baru sekitar sepuluh tahun menghuni bangunan semi permanen di kawasan yang masuk dalam wilayah Banjar Dinas Musi. Bersama dua orang anaknya, wanita yang dikenal dengan panggilan Nyoman Kembar ini mengaku tidak bisa lagi menyelamatkan barang-barang isi rumah dari banjir.
 
Selain barang seisi rumah, sebuah sepeda motor yang menjadi alat untuk mencari nafkah oleh suaminya pun sempat terkubur dalam lumpur yang turut terbawa arus air sungai Musi. Bukan hanya itu saja, beberapa ekor babi peliharaannya pun tidak diketahui nasibnya karena turut terbawa banjir dengan tinggi air hingga dada orang dewasa.
 
Menurut Sukadadi, ia sempat mendengar suara salah seorang keluarga dekatnya berteriak dari arah barat rumahnya. Ia mengaku bagaikan sedang bermimpi dan belum sempat menyelamatkan diri pada saat arus air menghantam tembok rumah.
 
“Tembok rumah kami hanya menggunakan batako dan cuma setinggi satu meter. Sisanya menggunakan anyaman bambu serta tiang seadanya saja untuk menopang atap rumah,” kata Sukadadi yang sebelumnya tinggal di kawasan Desa Bubunan, Kecamatan Seririt.
 
Menurut cerita Sukadadi, ia mengaku takut ketika rumahnya roboh diterjang air dan melihat banyak kayu gelondogan yang menghantam jembatan penghubung yang terletak sekitar 20 meter sebelah barat rumahnya. Selain rumahnya, masih terdapat sekitar 4 bangunan rumah permanen disebelah baratnya yang sudah tampak rusak akibat terjangan banjir bandang itu.
 
Wanita paruh baya ini pun mengaku tidak memiliki sehelai pakaian pun kecuali yang melekat di badannya. Semua pakaian serta lemari yang ada di dalam rumah pun turut terbawa arus air yang kejadiannya tidak berlangsung lama tersebut.
 
“Tidak lebih dari setengah jam, rumah saya sudah rata dengan tanah. Barang tidak ada satu pun yang tersisa kecuali yang berat dan tidak terhanyutkan oleh air. Karena yang semalam saya pakai sudah basah kena air, ini kemudian dikasi pinjam oleh tetangga sebelah. Tapi sekarang pun tidak ada yang bisa digunakan dan kami pun tidak tahu harus tidur dimana malam ini.” kata Sukadadi
 
Menurutnya, kondisi bencana tersebut merupakan kali pertama yang terjadi di Desa Musi. Sebelumnya, tidak pernah terjadi bencana sebesar ini sampai meratakan bangunan rumah serta barang-barang yang ada.
 
Kondisi yang sama pun nyaris dialami oleh Ketut Kodara warga yang tinggal tak jauh dari rumah Sukadadi. Menurutnya, sebuah warung yang ada di pinggir jalan dekat rumahnya sudah dalam kondisi terendam lumpur. Kodara mengaku menggunakan tumpukan karung plastik yang diisi pasir serta tanah.
 
 
Tumpukan tersebut pun diletakan tepat di depan pintu masuk tembok rumah yang menjurus kea rah jalan. Menurut Kodara, upaya tersebut dilakukan untuk mencegah banjir yang berpotensi terjadi kembali karena curah hujan masih cukup tinggi.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami