search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
BNNP Bali Perlu Dana 2 miliar, Anjing Pelacak, dan Senjata Api untuk Perangi Narkoba
Rabu, 28 Desember 2016, 17:00 WITA Follow
image

ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali Brigjen Pol Putu Gede Suastawa mengakui pihaknya dituntut untuk bekerja secara gigih, melakukan berbagai upaya strategis dalam mencegah dan menangkal  peredaran narkoba di Bali. 
 
Maka pihaknya pun memerlukan bantuan dari pemerintah daerah (Pemda) Bali berupa alat pendeteksi narkoba yang nilainya mencapai Rp 2 miliar, serta anjing pelacak dan senjata api dari BNN pusat. 
 
BACA JUGA: 
Brigjen Suastawa yang ditemui di ruangannya, Selasa (27/12) kemarin mengatakan, selama ini pihaknya kesulitan menangkap para pelaku karena masih menggunakan sistem manual dan alat yang digunakan pun sangatlah minim. 
 
Sementara dalam memerangi narkoba harus diperkuat dengan alat-alat canggih dan moderen. Semakin canggih peralatan pendukung BNNP Bali, niscaya dapat mempersempit gerak para pelaku untuk memasukkan narkoba ke Bali. 
 
Ditegaskannya, salah satu persoalan yang tersulit dalam mendeteksi narkoba ada di Pelabuhan pelabuhan masuk ke Bali. Tidak mungkin katanya, petugas menggeledah ribuan atau ratusan penumpang. 
 
“Nantinya pada anggaran 2017 ini semoga ada alat pendeteksi narkoba, sehingga memudahkan petugas. Kami juga berharap ada anjing pelacak guna mendeteksi keberadaan narkoba, dan juga senjata api dari BNN pusat,” ujar Brigjen Suastawa. 
 
Dijelaskannya, pihaknya akan mengajukan alat deteksi narkoba ini kepada Pemda Bali Bulan Pebruari tahun 2017 mendatang. 
 
“Kalau harganya satu alat bisa mencapai Rp 2 miliar. Alat ini sangat canggih, tinggal ditempelkan saja ke barang atau orang bisa langsung terdeteksi narkoba. Ini yang akan kami ajukan ke Gubernur Bali,” ujarnya. 
 
Mantan Karorena Polda Bali ini optimis, apabila alat deteksi tersebut ada, maka penangkapan terhadap pelaku kejahatan narkoba semakin meningkat. Dengan harapan pengungkapan semakin tinggi dan setiap tahun ada pengungkapan baru.
 
“Peredaran narkotika meningkat seiring dengan meningkatnya taraf hidup, life style orang dan berbarengan dengan penambahan Neuro Psikoaktif Substance atau NPS (narkoba jenis baru),” ungkapnya. 
 
Sekarang ini kata Brigjen Suastawa, sudah ada 46 narkoba jenis baru yang beredar di Indonesia. Sementara, baru setengahnya yang masuk Permenkes atau bisa terjerat hukum. Masuknya narkoba paling rawan berada di pintu barat menuju Bali atau Pelabuhan Gilimanuk atau bisa juga melalui darat. Sementara, yang kedua melalui jasa pengiriman barang (ekspedisi). 
 
“Kalau memang mau komitmen mencegah Bali dari peredaran Narkoba pihak ekspedisi seharusnya membeli alat pendeteksi narkoba. Karena sangat efisien para pengedar memasukkan barang ke dalam ekspedisi,” tegasnya. 
 
Selama ini katanya, pencegahan narkoba bisa dikatakan efektif melalui pesan yang disampaikan melalui videotron yang terpampang di pusat keramaian kota. Seperti di Angkasa Pura dan traffic light di Badung, di beberapa mall yang menjadi pusat keramaian serta kerjasama dengan beberapa provider dalam menyampaikan pesan (sms flash). 
 
BACA JUGA: 
Sosialisasi di media sosial seperti Facebook juga sudah dilakukan. Termasuk bekerjasama dengan para ekspedisi untuk memberikan informasi barang mencurigakan dan pihaknya segera melacak kemana barang tersebut diterima. 
 
“Saya yakin dan percaya jika ditingkatkan dengan anggaran yang ada, akan terjadi peningkatan penangkapan. Peningkatan narkoba dan pengungkapan narkoba berbeda tergantung dengan agresifnya para petugas,” tandas jenderal bintang satu ini. [che/wrt]

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami