search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bapak dan Anak Diyudisium STISIP Margarana Tabanan
Sabtu, 22 April 2017, 08:00 WITA Follow
image

I Gusti Putu Mulyadi (52) dan Gusti Putu Ngurah Agus (30) usai diyudisium STISIP Margarna Tabanan, Jumat (21/4). [bbcom]

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Beritabali.com, Tabanan. Rasa syukur dan gembira terpancar dari wajah I Gusti Putu Mulyadi (52) dan Gusti Putu Ngurah Agus (30) usai diyudisium STISIP Margarna Tabanan, Jumat (21/4).
 
Bapak dan anak dari Banjar Penarukan Tengah Kelod, Desa Penarukan, Kecamatan Kerambitan, Tabanan ini diyudisium bersama 84 mahasiswa di Kampus STISIP Margarana Tabanan,Jalan Majapahit nomor 16 A, Dajan Peken, Tabanan
 
[pilihan-redaksi]
I Gusti Putu Mulyadi dan anaknya Gusti Putu Agus Ngurah menyelesaikan kuliah dengan mengambil jurusan Ilmu Administrasi. 
 
Dijelaskannya, Ia bersama dengan sang anak berbarengan kuliah pada tahun 2013 itu, berawal dari ajakannya. Padahal saat itu sang anak sudah bekerja di salah satu hotel yang ada di Denpasar
 
"Saat itu saya ajak dia, dan dia kebetulan mau," ungkapnya, Jumat (21/4).
 
Mulyadi menceritakan masa perkulihan yang sama-sama mengambil jurusan Ilmu Administrasi itu, menurutnya tidak menganggu jam kerjanya. Kebetulan Mulyadi telah bekerja di kantor Samsat yang ada di Denpasar
 
"Kami atur saja karena seminggu hanya dua kali kuliah, sebab kami cari kelas khusus," tambah Mulyadi dua ayah ini. 
 
Hal serupa juga disampaikan oleh Gusti Putu Ngurah Agus. Diakuinya, ketika ada tugas, selalu bergotong royong mengerjakan. Bahkan ketika di kelas selalu duduk bersama. Awalnya, Ia tidak mau kuliah, tetapi karena dorongan sang ayah, ia mengikuti. 
 
"Karena ajakan ayah sebenarnya, bahkan dananya juga dari ayah," ujarnya.
 
Menurutnya dalam menjalani perkuliahan sang ayah dikatakan paling aktif bertanya dan menjawab dibandingkan dengan dirinya. Namun dalam mengerjakam tugas, Ia yang paling rajin. 
 
"Kadang kalau ayah belum selesai, saya yang membantu. Begitu juga dalam penyelesaian skripsi kami saling suport," jelas Agus.
 
Lulus berbarengan dengan sang ayah baginya sesuatu yang menyenangkan. Sebab hal ini dirasa jarang ada. Terlebih lagi jarak umur Ia dan sang ayah sangat jauh. 
 
"Ya ini karena dorongan ayah, kebetulan saya bersaudara dua orang, adik saya sudah duluan wisuda, jadi saya termotivasi," jelas Agus. 
 
Ketua STISIP Margarana I Wayan Madra Suartana menjelaskan, yudisium ke XVII dengan peserta 86 ini merupakan hal yang membanggakan. Pasalnya hanya mempunyai satu program studi yakni Administrasi Negara mahasiswa yang kuliah lumayan banyak. 
 
"Ini cukup membanggakan baik dilingkungan kampus dan alumnus. Meskipun hanya satu prodi tetapi banyak peminat," ungkapnya.
 
Sehingga karena aturan sekolah tinggi harus lebih dari satu dalam membuka prodi, pihaknya beserta dengan yayasan akan membuka program studi baru pada awal 2018 yakni Ilmu Administrasi Bisnis jurusan Administrasi Negara. 
 
[pilihan-redaksi2]
"Mudah-mudahan saja segera terwujud, karena berkas sudah di pusat," jelasnya.
 
Sehingga, lanjut Madra, selesai melakukan yudisium, pada Jumat (28/4) pihaknya akan menggelar Wisuda di Grand Inna Hotel Bali Beach Sanur Denpasar
 
"Saya harapkan, setelah lulus menjadi alumnus STISIP Margarana bisa menjadi tauladan bagi mahasiswa yang belum lulus," tandas Madra. [nod/wrt]

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami