search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Musim Penghujan, Produksi Kerajinan Gerabah Tersendat
Rabu, 4 Oktober 2017, 11:00 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Beritabali.com, Badung. Memasuki musim penghujan beberapa pengrajin khususnya pengrajin gerabah di Desa Kapal tepatnya di Banjar Basang Tamiang, Mengwi, Badung  mengaku akan terkendala dalam proses produksi.

[pilihan-redaksi]

Salah satu pengrajin aneka produk gerabah di Banjar tersebut,  I Ketut Subrata, Selasa,(3/9) mengatakan hal tersebut disebabkan karena, jika hujan turun proses pengeringan (penjemuran) akan membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan, untuk bahan baku berupa tanah liat akan sulit juga dicari karena di lokasi pengambilan pasti akan becek kondisinya.

"Ya tentu, saat musim penghujan bulan-bulan kedepan ditahun ini membuat produksi kami menjadi ikut terhambat. Karena, kerajinan gerabah disalah satu proses produksinya membutuhkan penjemuran dengan sinar matahari yang cukup. Selain itu juga, tanah liat (bahan baku) akan sulit dicari karena dilokasi pasti akan becek," keluhnya.

Dilanjutkan, sebelum datang musim penghujan, dalam seminggu hasil produksi bisa mencapai 200 pcs aneka produk gerabah seperti, Coblong, Carat Cenik, Jempere, Payuk Prasiste, Paso, Senden, Dulang, Tatak Penyeneng dan lain-lain. Sedangkan, pada kondisi musim hujan paling banyak menghasilkan 100 pcs dengan dikerjakan oleh dua orang pengrajin saja.

"Untuk produksi, biasanya bisa menghasilkan 200 pcs dalam cuaca normal akan tetapi pada saat turun hujan produksi bisa turun menjadi 100 pcs dalam perminggunya," ujarnya.

Ni Made Karsi yang juga pengerajin gerabah di Desa tersebut juga menyampaikan hal yang sama, selain sulit menjemur bahan baku dengan ukuran biasanya satu petaknya 10x20 cm dengan harga perpetak mencapai Rp 3.000,-  akan sulit didatangkan juga.

"Bahan baku akan menjadi kendala bagi kami karena pengaruh hujan itu," cetusnya.

Selanjutnya, pengerajin gerabah masih di daerah tersebut, bernama Putu juga mengatakan, memang akan sulit berproduksi di musim penghujan karena akan memakan waktu lama dengan hasil produksi yang minim. Karena, proses produksi harus mengadalkan sinar matahari agar produk gerabah yang dihasilkan benar-benar kering (bagus).

"Ngih Pak, yen ten polih ai hasil gerabah niki nenten lakar becik dados ne (Ya Pak, jika tidak dapat sinar matahari tentu hasil kerajinan gerabah tidak akan bagus hasilnya nanti)," tuturnya. [bpc/aga]

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami