search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Selfie Berebihan Berdampak pada Gangguan Kesehatan
Jumat, 5 Januari 2018, 08:00 WITA Follow
image

ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

 Swafoto atau selfie jika dilakukan secara berlebihan menjadi obsesif untuk selalu mengambil gambar selfie dan melakukan upload ternyata dikelompokan pada gangguan kesehatan yang disebut selfitis.Menurut Praktisi klinis dan Staf pengajar FKUI/RSCM, Ari Fahrial Syam MD,PhD, FACP, swafoto jika tidak dilakukan secara hati-hati bisa membuat celaka bagi pelakunya.
 
Berbagai penelitian dan laporan menyampaikan bahwa terjadi kecelakaan yang membuat pelaku selfie mengalami luka-luka bahkan sampai menyebabkan kematian misalnya jatuh pada satu ketinggian, serangan dari hewan liar, sengatan listrik, trauma pada kegiatan olahraga karena kurang konsentrasi kondisi sekitar saat sedang melakukan selfie, kecelakaan lalu lintas baik saat sebagai pengendara maupun saat sebagai pejalan kaki.
 
Karena itu, memang tidak dianjurkan untuk melakukan selfie ketika berada di ketinggian, saat sedang berolahraga, sedang berada disekitar hewan liar bahkan di beberapa negara melarang masyarakatnya melakukan selfie saat mengemudi dan saat sedang berjalan kaki.
 
Menurut penelitinya, Dr.Janarthanan Balakrishnan, penyakit selfitis, yaitu seseorang yang sudah mengalami kecanduan untuk melakukan selfie, membagi selfitis menjadi 3 kelompok.
 
Pembagian ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan di India salah satu negara dengan angka kematian tertinggi yang berhubungan dengan selfie. Pada penelitian tersebut, 34 persen responden mengalami selfitis borderline, 40.5 persen mengalami selfitis akut dan 25.5 persen mengalami selfitis kronis. Perlakuan pengambilan selfie secara obsesif lebih banyak pada laki-laki mencapai 57,5 persen dibandingkan pada wanita yang hanya 42.5 persen.
 
Pada penelitian ini juga mendapatkan bahwa kelompok umur 16-20 tahun lebih berisiko terjadinya selfitis. Sembilan persen responden mengambil selfie lebih dari 8 kali dalam sehari dan sekitar 25 persen membagi sedikitnya 3 gambar ke sosial media setiap hari. 

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami