search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pengelola Depo Bantah Lakukan Pemaksaan
Sabtu, 3 Februari 2018, 09:00 WITA Follow
image

Beritabali.com/igs

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Pengelola Depo galian C Karangasem membantah tudingan yang menyatakan pengelola Depo melakukan pemaksaan agar truk membeli material ke depo. Begitu juga penghentian truk juga hanya dilakukan terhadap anggota depo, bukan pada sopir truk diluar depo. 

Bantahan tersebut disampaikan Ketua Asosiasi Depo I Nengah Subrata bersama Wakil I Gede Ariana dan Sekretaris Nyoman Arya saat mendatangi gedung DPRD Kabupaten Karangasem pada Jumat (2/2). Kedatangan pengurus depo ke DPRD Karangasem diikuti sekitar 900 orang pendukung depo di Kecamatan Kubu.

Sebelumnya pengelola depo beberapa waktu lalu sempat diadukan ke dewan karena dianggap melakukan monopoli oleh beberapa pengusaha dan sopir yang bekerja diluar depo.

Ketua Asosiasi I Nengah Subrata juga membantah tudingan yang menyatakan jumlah truk mengalami penurunan sejak berdirinya depo. Menurutnya malah terjadi peningkatan, dimana dulu sebelum adanya depo jumlahnya hanya 70 truk saja dalam sehari, namun setelah depo dibuka truk bisa sampai 200 an perharinya.

Subrata mengungkapkan awal pembentukan depo tersebut berdasarkan kejadian pada 22 September 2017, dimana status Gunung Agung Awas dan seluruh warga keluar mengungsi. Namun apa yang terjadi, akibat truk - truk luar banyak mondar - mandir malah terjadi kemacetan total. Jika saja saat itu benar terjadi erupsi besar maka tidak bisa dibayangkan berapa nyawa yang menjadi korban.

"Ini tujuannya hanya satu yaitu untuk meminimalis truk dijalur evakuasi. Secara logika kalo sopir lokal hanya ngangkut sampai depo saja mereka lebih mudah untuk balik menyelamatkan anak istri jika terjadi hal darurat. Sementara kalo sopir luar pasti langsung lari menyelamatkan diri sendiri," ujar Subrata.

Subrata juga mengklarifikasi bahwa harga pasir di depo untuk satu truk Rp.1,1 juta, bukan seperti itu harganya Rp.1,3 juta. Pihak depo mengatakan agar semua diklarifikasi dan semuanya sepakat untuk menyerahkan keinstansi terkait.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi I DPRD Karangasem Komang Sartika menyampaikan akan menengahi aspirasi tersebut dengan cara akan mempertemukan kedua belah pihak untuk dicari jalan keluarnya.

Mewakili pihak diluar depo, Nyoman Celos mengaku tidak terlalu memusingkan hal tersebut. Ia mengaku tidak ada mempermasalahkan keberadaan depo. Selama ini yang dipermasalah hanyalah penyetopan tersebut. Namun jika memang seperti apa yang dinyatakan pihak depo tersebut benar menurutnya permasalahannya sudah selesai.

"Kita kan hanya mempermasalahkan penyetopan saja, tidak ada masalah dengan Deponya, ya kalo memang yang disetop itu para sopir yang tergabung di depo ya selesai masalahnya," tegas Celos. 

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami