search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Divonis Kelainan Syaraf, Werti Hanya Bisa Tergolek Lemas di Tempat Tidur
Selasa, 10 April 2018, 23:25 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Beritabali.com.Tabanan, Ni Made Werti (50) warga Banjar Bantas Bale Agung, Desa Bantas, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan hanya bisa tergolek lemas di tempat tidur. Ia tidak mampu menggerakan tubuhnya sejak divonis dokter menderita kelainan syaraf.
 
[pilihan-redaksi]
Semua aktivitas ia lakukan di tempat tidur dibantu sang suami tercinta I Ketut Natra (55). Natra lah yang mengurus Werti dengan sabar dan penuh kasih sayang mulai dari aktivitas makan dan minum bahkan mandi, buang air besar dan kecil. 
 
Pancaran matanya terlihat putus asa.  Meski  terus dalam posisi tidur, kondisi tubuhnya sangat bersih tidak ada luka di bagian punggung karena sang suami Wayan Natra yang hanya bekerja sebagai buruh petik pohon kelapa rajin merawat sang istri dengan penuh rasa cinta.  
 
“Istri  saya tidak bisa bangun sudah sekitar 6 bulan. Sudah saya ajak  berobat ke dokter. Kata dokter istri saya memiliki penyakit kelainan saraf,” jelasnya.  
 
Natra juga sempat mengajak istrinya berobat ke dokter sepesialis namun tidak ada perubahan yang berarti. Ia akhirnya memutuskan untuk merawat di rumah istrinya dan tidak membawanya ke Rumah Sakit. Meskipun ia telah memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) namun enggan mengajak istrinya ke rumah sakit lantaran  tidak ada yang menunggu ketika istrinya diopname.
 
Sementara itu anaknya laki-lakinya masih duduk di bangku SMP kelas II masih memerlukan perhatian. Apalagi pengahasilanya hanya dari jasa memetik pohon kelapa. Kalau tidak kerja tidak dapat upah. Sedangkan biaya yang harus dia keluarkan untuk merawat istri dan anaknya cukup tinggi.
 
"Kalau dibawa rumah sakit siapa yang cari nafkah untuk biaya 'bekal' anak saya, yang jaga istri nanti siapa, makanya saya pasrah tidak membawa kemana-mana hanya berikan perawatan, kasihan saya lihat istri saya," tutur Netra sembari mengusap matanya serasa menahan tangis. 
 
Ia mengaku memiliki empat anak. Anak pertamanya meninggal dunia. Anak keduanya  laki laki sudah menikah namun transmigrasi ke Sulawesi, anak keduanya perempuan sudah menikah sedangkan yang bungsu baru kelas II SMP. 
 
Karena keterbatasan ekonomi, ia mengaku sudah lama istrinya tidak diajak berobat rutin. "Sudah setahun tidak lagi diberikan obat rutin, hanya dirawat saja, tetapi untuk makan istri saya masih mau," ungkapnya. 
 
Yang ia butuhkan saat ini adalah pampers karena hampir tiap hari ia harus beli pampers karena istrinya buang air besar dan kecil harus menggunakan pampers. 
 
[pilihan-redaksi2]
Kelian Dinas Banjar Bantas Bale Agung, I Ketut Swastika mengatakan, Natra belum termasuk keluarga kurang mampu. Sudah sering didata agar masuk dalam keluarga kurang mampu. 
 
Perbekel Desa Bantas, I Gede Catur Adi Purnawan, untuk data keluarga kurang mampu sudah didata, namun tidak keluar pada tahun 2018. "Semua perbekel mengeluhkan ini, data yang keluar tidak cocok, padahal sudah didata sesuai dengan persyaratan," akunya. 
 
Dan untuk di Desa pihaknya akan memperjuangkan apa yang semestinya didapat. "Kalau sekarang perawatanya hanya rutin dicek oleh Bidan Desa," jelasnya. 
 
Sementara itu Bidan Desa Bantas I Gusti Ayu Linda Devi mengatakan akhir akhir ini Wetri mengeluh tidak bisa menelan. "Tubuhnya kondisi bersih tidak ada luka meskipun hanya tidur saja," jelasya. (bbn/nod/rob) 

Reporter: bbn/nod



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami