search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Realita SD 7 di Duda Timur, Akses Jalan Sekolah Diapit Tebing Puluhan Meter
Senin, 14 Mei 2018, 09:20 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Beritabali.com.Karangasem, "Megantung bok akatih" begitu kata orang Bali di saat seorang sedang berada dalam situasi yang sangat membahayakan. Situasi inilah yang dialami setiap hari oleh para guru dan siswa di Sekolah Dasar No.7 Duda Timur.
 
[pilihan-redaksi]
Dalam hal ini, bukan sekolahnya yang dianggap berbahaya oleh para siswa dan guru gurunya. Namun akses jalan menuju sekolah tersebutlah yang bikin gigit jari. Berada diantara tebing sedalam puluhan meter. Jalan setapak rabat beton dengan lebar kurang lebih 60 cm dengan kondisi yang mulai rusak  dibeberapa titik sejauh 1,5 kilometer seolah olah jika melintas disana seperti lewat diatas danau dengan ribuan buaya kelaparan yang siap menyantap bagi siapapun yang terjatuh.
 
Seperti yang dialami salah seorang guru pengajar, Ni Nengah Sura. Selama 13 tahun mengajar di SD 7 Duda Timur, lebih dari 2 kali dirinya hampir terjatuh ke dalam jurang. Namun karena niat yang tulus demi siswa yang sudah susah payah datang ke sekolah sejak pagi buta dengan berjalan kaki sejauh 4 kilometer menaiki bukit untuk sampai ke sekolah dirinya berhasil selamat.
 
"Pernah saya nyaris terjun ke jurang, beruntung nyangkut di batang pohon, kalo tidak ya pasti sudah meninggal," tutur Nengah Sura kepada media ini ketika datang kesekolah tersebut.
 
Tidak hanya itu, pengalaman yang lebih ekstrim pun pernah dilalui oleh Sura saat kebetulan musim penghujan. Terang saja kondisi itu membuat jalan tersebut licin karena sangat curam dirinya hilang kendali saat mengendarai sepeda motor alhasil sepeda motor beserta pengendara nyaris terjun ke jurang hingga harus ditarik menggunakan tali.
 
Sejak kejadian tersebut, sampai saat ini Nengah Sura troma untuk mengendarai sepeda motor hingga disekolahnya. Sepeda motornya setiap hari diparkir di pinggir jalan sejauh setengah perjalanan sebelum bertemu jalan curam.
 
Sementara itu, di SD 7 Duda timur, Karangasem sendiri terdiri dari 3 ruangan dengan 81 orang siswa. Satu ruangan ada yang di sekat difungsikan agar menjadi dua ruangan kelas. Bahkan satu ruangan merupakan bekas WC yang dirubah dijadikan sebagai ruangan kelas. Kondisi keseluruhan sekolah tersebut bisa dibilang cukup layak. Hanya saja salah satu bangunan mengalami jebol pada bagian plafonnya.
 
Sementara itu, sekolah ini menjadi sangat vital karena berada di perbatasan atara dua Kecamatan yakni Kecamatan Selat dan Manggis. siswa pun kebanyakan dari kecamatan Manggis karena faktor tempat tinggal para siswa yang jauh berada di Salam sehingga sekolah yang terdekat di wilayah tersebut hanya SD 7 saja.
 
Salah seorang siswa kelas 4 yang berasal dari Desa Gegelang, Kecamatan Manggis, I Putu Wahyu Juliantar mengaku untuk persiapan ke sekolah dirinya bangun berpakaian sekitar pukul 05.30 wita. Pukul 06.00 wita dirinya berangkat tanpa sarapan berjalan kaki sejauh 4 kilometer melewati jalan tanjakan yang sangat terjal karena datang dari arah selatan. 
 
Kendati demikian saat ditanya apakah sering telat dengan kondisi tersebut, Putu mengaku tidak pernah telat. Bahkan tak jarang dirinya harus berlarian agar sampai disekolah dengan tepat waktu.
 
Yang lebih memprihatinkan, saking jauhnya berjalan kesekolah, kebanyakan sepatu-sepatu siswa tersebut robek dan tak layak pakai. Namun terpaksa dipakai karena tidak nemiliki sepatu yang lain lagi. 
 
[pilihan-redaksi2]
Disisi lain, para guru sendiri berharap pemerintah bisa mengambalikan bantuan Gudacil (Guru daerah terpencil) untuk sekolah tersebut. Sesuai faktanya bahwa sekolah ini memang berada di wilayah terpencil. 
 
"Sebelumnya sekolah ini memang masuk sekolah terpencil, hanya saja sampai tahun 2016 sudah berakhir," ujar Kepala Sekolah SD 7 Duda Timur, Ni Ketut Artini.
 
Sementara itu, dampak dari dihentikannya Gudacil ini, beberapa Guru yang dulunya dengan senang hati datang melewati akses sedemikian sulit untuk mengajar justru tidak tampak lagi. Setelah Gudacil dihentikan beberapa Guru malah langsung minta pindah.
 
Pihaknya berharap, entah dapat atau tidaknya kembali sekolah tersebut Gudacil. Pemerintah agar jangan melakukan mutasi atau mengijinkan guru pindah terlalu cepat meski dengan kondisi seperti sekarang ini. (bbn/igs/rob)

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami