search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kasus Dugaan Pembunuhan Bayi di Sidemen Mulai Temukan Titik Terang
Senin, 4 Juni 2018, 23:45 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Beritabali.com,Karangasem. Misteri kasus kematian Ni Kadek Candra Dinata balita usia 15 bulan putri dari pasangan Wayan Surata Ardinata dan Ni Komang Suriati asal Desa Iseh, Sidemen, Karangasem yang ditemukan meninggal 4 tahun silam disebuah selokan sekitar 1,5 kilometer dari rumahnya mulai menemukan titik terang.
 
[pilihan-redaksi]
Siti Sapurah alias Ipung selaku kuasa hukum keluarga korban yang menangani kasus kematian Kadek Candra siang ini mendatangkan 5 orang saksi sekaligus.  Kelima saksi inilah yang sempat bersama dengan korban sebelum akhirnya menghilang dan ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Parahnya, kelima saksi penting ini selama ini ternyata belum pernah di BAP di Polres. 
 
"Hari ini ada 5 saksi yang sebelumnya belum pernah di BAP di Polres hanya sampai di Polsek saja," ujar Ipung saat dikonfirmasi di lobi Polres Karangasem, Senin (04/06).
 
Menurutnya, jika disimak dari pembicaraan yang sempat dilakukan di awal pertemuan dengan para saksi tersebut, seluruh keterangan dari para saksi terindikasi menguatkan mengarah ke terduga pelaku pembunuhan. Bahkan, ada saksi yang mengatakan melihat satu orang yang terlihat di tempat terakhir korban sebelum hilang. 
 
Tidak hanya itu, salah seorang saksi bahkan sempat juga bertanya kepada orang tersebut mau kemana, yang bersangkutan menjawab mau lihat tuak ke kebun dengan gelagat yang mencurigakan. Pihaknya berharap keterangan yang disampaikan oleh para saksi tersebut agar lebih diperdalam lagi oleh pihak kepolisian.
 
Kelima saksi yang didatangkan hari ini masih satu keluarga dengan korban. Selain itu, belakangan Ipung mengaku mendapat informasi bahwa ada histori dendam dalam kasus ini. Tidak hanya itu, informasi yang cukup aneh juga baru didapat Ipung yang juga bisa dijadikan sebuah petunjuk dimana ketika jenasah balita tersebut disemayamkan di rumah duka, ada salah satu pihak yang tidak datang untuk melayat. Bahkan ada salah seorang yang melihat ketika jenazah disemayamkan seseorang yang mengintip dari tembok yang disertai dengan suara tawa parahnya lagi seperti ada syukuran.
 
[pilihan-redaksi2]
Selain itu, pada saat korban hilang sempat dilakukan pencarian dari pihak keluarga lagi lagi ketika mau mencari di suatu tempat ada oknum yang melarang untuk melakukan pencarian disana. Menurut analisa saya sendiri ini tentu kemungkinan mengarah persekongkolan. 
 
"Alibi saya ini adalah persekongkolan itu artinya pembunuhan berencana," kata Ipung.
 
Selain itu, hal mengagetkan juga diungkapkan oleh Ipung ketika dirinya bersama keluarga korban mendatangi lokasi ditemukannya Candra beberapa waktu lalu. Saat itu Ipung juga ditemani salah seorang anggota polisi dari Polsek Sidemen. Tak disangka sangka polisi tersebut berkata, "Mbak Ipung tau gak kenapa Polsek sidemen tidak berani menahan atau meneruskan, karena pelaku masih keluarga takut terjadi dendam antar keluarga," ujar Ipung menirukan kata polisi tersebut. 
 
Terang saja, mendengar perkataan seperti itu, Ipung geram dan merasa sangat kecewa atas apa yang disampaikan aparat tersebut. Dengan nada kesal, menurut Ipung hal ini tidak boleh terjadi. Pembunuhan adalah kejahatan kemanusiaan apalagi korban adalah anak anak yang artinya sudah memotong satu generasi bangsa. (bbn/igs/rob)

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami