Program Siaran TV Indonesia Dinilai Masih Belum Penuhi Standar KPI
Jumat, 15 Juni 2018,
14:35 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com,Denpasar, Akademisi Ahli Komunikasi Universitas Udayana menilai program siaran TV di Indonesia masih belum memenuhi standar indeks kualitas dengan nilai 4,00 seperti yang ditetapkan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pada periode lima (November-Desember 2016).
[pilihan-redaksi]
Ahli komunikasi Universitas Udayana, I Gusti Agung Alit Suryawati mengatakan secara umum tahun ini program siaran TV di Indonesia dinilai masih belum memenuhi standar indeks kualitas KPI sama. Ia mengusulkan perlu ada terobosan mengenai program acara yang lebih mengandung edukasi kepada masyarakat yakni edukasi tentang kesehatan, pendidikan, keselamatan, kebencanaan, diskriminasi, dan lain-lain.
Ahli komunikasi Universitas Udayana, I Gusti Agung Alit Suryawati mengatakan secara umum tahun ini program siaran TV di Indonesia dinilai masih belum memenuhi standar indeks kualitas KPI sama. Ia mengusulkan perlu ada terobosan mengenai program acara yang lebih mengandung edukasi kepada masyarakat yakni edukasi tentang kesehatan, pendidikan, keselamatan, kebencanaan, diskriminasi, dan lain-lain.
“Saya melihat perlu ada variasi konten program sinetron Indonesia yang lebih rasional dan ada filosofinya,” paparnya belum lama ini.
Hal ini terbukti dari daftar peringatan yang dipublikasikan oleh pihak KPI dalam laman resmi KPI, kpi.go.id. KPI pada Maret
2018. Dimana KPI sudah memberi sembilan peringatan tertulis terhadap beberapa stasiun tv di Indonesia yakni ANTV, MNC TV, RCTI, I-NEWS TV, dan TRANS 7. Hal itu belum termasuk peringatan lain yang diberikan di bulan-bulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Suryawati yang juga pernah menjadi anggota KPID Bali ini juga menyarankan lembaga penyiaran agar lebih terbuka meminta masukan dari masyarakat pengguna, tokoh masyarakat, dan pendidik terkait program acara yang lebih bersifat mendidik.
[pilihan-redaksi2]
Respon dari masyarakat pun menyatakan hal yang sama. Seperti yang diungkapkan Ayasha, mahasiswa Sastra Inggris asal Universitas Gunadarma. Ia menilai sinetron yang ditayangkan di TV masih mengandung unsur negatif, banyak tanyangan-tayangan yang kurang mendidik dan tidak pantas ditonton anak kecil.
Respon dari masyarakat pun menyatakan hal yang sama. Seperti yang diungkapkan Ayasha, mahasiswa Sastra Inggris asal Universitas Gunadarma. Ia menilai sinetron yang ditayangkan di TV masih mengandung unsur negatif, banyak tanyangan-tayangan yang kurang mendidik dan tidak pantas ditonton anak kecil.
Senada dengan Ayasha, Eshter menyarankan agar stasiun TV di Indonesia memperbanyak program yang lebih edukatif dan lebih banyak program yang menambah ilmu, terlebih dengan maraknya hoax sekarang. "Acara-acara reality show palsu dan sejenisnya hapus sajalah,” tandas pegawai negeri asal Pontianak itu.
Adapun beberapa penelitian KPI sendiri telah dibantu oleh berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Aduan masyarakat serta hasil penelitian lain dapat dilihat langsung di laman resmi Komisi Penyiaran Indonesia, kpi.go.id. (bbn/FisipUnud/rob)
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: bbn/rls