Seekor Burung Hantu Mampu Menjelajah 10 Ha Sawah dan Memangsa 2 Tikus
Selasa, 10 Juli 2018,
08:00 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, TABANAN.
Beritabali.com,Tabanan. Hingga saat ini sudah 37 ekor burung hantu hasil konservasi dilepas liarkan di sejumlah subak yang ada di Penebel. Dari pengamatan Kelompok Konservasi Burung Hantu selama ini, satu ekor burung hantu mampu menjelajah lahan sawah seluas 10 hektar.
[pilihan-redaksi]
“Dalam satu hari satu ekor burung hantu menghabiskan dua ekor tikus,” ungkap Made Jonita, Ketua Konservasi Burung Hantu saat Pelepas liaran 15 ekor burung hantu di subak Merta, Banjar Dinas Soka, Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Tabanan, Senin (9/7) .
“Dalam satu hari satu ekor burung hantu menghabiskan dua ekor tikus,” ungkap Made Jonita, Ketua Konservasi Burung Hantu saat Pelepas liaran 15 ekor burung hantu di subak Merta, Banjar Dinas Soka, Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Tabanan, Senin (9/7) .
15 ekor burung hantu yang dilepas liarkan tersebut sudah berusia 5 dan 8 bulan dan siap menjadi predator tikus.
Ia mengatakan tujuan dari pelepas liaran 15 ekor burung hantu ini untuk menekan serangan hama tikus yang terjadi di Subak Merta. “Ini kali keempat kami melepas liarkan burung hantu sejak tahun 2015 lalu di wilayah subak yang ada di hulu kecamatan Penebel,” jelasnya.
Dari evaluasi setelah dilakukan pelepas liaran burung hantu di sejumlah subak yang awalnya hasil panen hanya 10 persen karena serangan tikus, berangsur angsur panen petani lebih meningkat. “Kami lepas tahun 2015, hasil panen di tahun 2016 sudah 80 persen,” jelasnya.
Pihaknya akan terus melepas liarkan burung hantu hasil konservasi yang dilakukanya bersama para relawan yang ada di Banjar Pagi, Desa Senganan, Penebel. Konservasi burung hantu dilakukan dengan mencari anakan burung hantu kemudian di pelihara, dilatih.
[pilihan-redaksi2]
“Setelah burung burung itu mampu memangsa tikus dan berusia di atas 5 bulan baru kita lepas liarkan,” terangnya.
“Setelah burung burung itu mampu memangsa tikus dan berusia di atas 5 bulan baru kita lepas liarkan,” terangnya.
Selain dihadiri Kadis Lingkungan Hidup Tabanan Anak Agung Raka Iswara, jajaran Muspika Penebel, Perbekel, peleapasan burung hantu itu juga dihadiri empat wisatawan asing.
Tara salah satu wisatawan asing tersebut mengaku sangat kagum dengan pelepas liaran satwa burung hantu tersebut. “Ini sangat baik sekali sebagai upaya pelestarian lingkungan,” jelasnya singkat. (bbn/nod/rob)
Berita Tabanan Terbaru
Reporter: bbn/nod