Para Pemangku Kepentingan Pariwisata Turut Andil dalam World Clean Up Day
Senin, 27 Agustus 2018,
12:52 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Beritabali.com,Badung. Para pemangku kepentingan (stakeholders) pariwisata Bali menginisiasi untuk menjadi bagian dari gerakan dunia World Clean Up Day bekerjasama dengan para relawan sampah dan LSM di Bali seperti yang terlihat pada rapat persiapan World Clean Up Day 2018 pada beberapa waktu lalu.
[pilihan-redaksi]
Sebagai pulau yang sering dikunjungi wisatawan mancanegara dan nusantara permasalahan sampah di Bali sangat mendesak ditangani. Indonesia adalah negara terbesar kedua setelah China yang menjadi penyumbang sampah di laut dengan perkiraan 1.29 juta metrik ton sampah per tahun. Sampah plastik yang memenuhi sungai dan laut telah menyebabkan masalah selama bertahun-tahun seperti menyumbat saluran air di kota-kota, meningkatkan resiko banjir, dan melukai atau membunuh hewan dan biota laut.
Sebagai pulau yang sering dikunjungi wisatawan mancanegara dan nusantara permasalahan sampah di Bali sangat mendesak ditangani. Indonesia adalah negara terbesar kedua setelah China yang menjadi penyumbang sampah di laut dengan perkiraan 1.29 juta metrik ton sampah per tahun. Sampah plastik yang memenuhi sungai dan laut telah menyebabkan masalah selama bertahun-tahun seperti menyumbat saluran air di kota-kota, meningkatkan resiko banjir, dan melukai atau membunuh hewan dan biota laut.
Ketua Panitia Suksma Bali, Yoga Iswara, BBA, BBM, M.M, CHA menyatakan lingkungan atau kondisi fisik merupakan salah satu faktor penting dalam pariwisata. Hal ini mulai disadari pada satu dekade terakhir, tatkala pariwisata sangat bergantung pada kondisi fisik dan lingkungan, baik sebagai atraksi utama pariwisata maupun sebagai obyek aktivitas pariwisata.
Menurut Yoga Iswara, hubungan antara lingkungan dan pariwisata merupakan hubungan yang kompleks, karena keduanya saling bergantung dan bersinergi. Yoga Iswara berharap pembangunan pariwisata seharusnya lebih meminimalisir dampak negatif dan didasarkan pada kriteria keberlanjutan. Artinya, secara ekologis, pengembangan pariwisata dalam jangka panjang, sekaligus layak secara ekonomi, adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat tanpa mengabaikan kebutuhan generasi mendatang.
Menurut Ketua IHGMA DPD Bali, Nyoman Astama, S.E, CHA, pertemuan yang diadakan di Hotel Adi Jaya beberapa hari lalu membahas strategi World Clean Up Day yg bakal melibatkan seluruh komponen masyarakat Bali. Kegiatan besar tersebut akan didahului dengan pendekatan struktural dengan pemerintah dan non struktural dengan pemerhati dan relawan lingkungan.
Mereka diharapkan sebagai katalisator gerakan ini sehingga mau diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat. Astama berharap, LSM atau pun relawan yang memiliki perhatian dan merasa terpanggil untuk ikut terlibat aktif dalam kegiatan ini dapat menyumbangkan ide dan sarannya sehingga gerakan ini semakin efektif. IHGMA bersama stakeholder pariwisata lainnya seperti PHRI, BHA, UHA, dan BVA akan mendukung dan mensukseskan even besar ini melalui jaringan DPC-nya di masing-masing Kabupaten dan Kota se-Bali.
World Clean Up Day merupakan salah satu rangkaian acara Suksma Bali. Suksma Bali itu sendiri adalah sebuah refleksi atau wujud terima kasih dan penghargaan kita terhadap Bali tercinta tempat kita bersama dianugerahkan kehidupan. Koordinator World Clean Up Day, I Gusti Agung Ngurah Darma Suyasa, CHA menyatakan, kegiatan World Clean Up Day akan digelar serentak di seluruh kabupaten/kota se Bali.
Sedangkan khusus titik poin di Seminyak akan disinergikan dengan Petitenget Festival yang juga membuat gerakan sadar sampah plastic (own waste management), mengelola sampah sampah secara mandiri yang akan melibatkan Sekaha Teruna di wilayah Desa Adat Kerobokan. Pada 15 September 2018 peserta yang hadir diharapkan membawa alat kerja seperti : karung, penjepit, slop tangan (hand gloves) secara mandiri (swadaya).
[pilihan-redaksi2]
Tampak hadir dalam rapat koordinasi ini dari beberapa LSM dan relawan lingkungan diantaranya; 4Ocean yang diwakili oleh Ahmad, Wayan Aksara dari Trash Hero, GUS Bali diwakili oleh Ani Yulinda, Karidewi dari WWF Bali, Venna Agniasari dari Yayasan Bambu Lestari, serta dari Gema Perdamaian di wakili oleh Wayan Gunayasa, Drh. I Made Iwan Dewanta, M.M dan Ir. I Gusti Ketut Sujana, MBA selaku pengurus Paiketan Krama Bali, HIPMI Badung diwakili oleh A.A Bayu Joni Saputra S.E, M.M sekaligus sebagai ketua panitia Petitenget Festival, juga hadir I Nyoman Astama, S.E, CHA dari IHGMA DPD Bali.
Tampak hadir dalam rapat koordinasi ini dari beberapa LSM dan relawan lingkungan diantaranya; 4Ocean yang diwakili oleh Ahmad, Wayan Aksara dari Trash Hero, GUS Bali diwakili oleh Ani Yulinda, Karidewi dari WWF Bali, Venna Agniasari dari Yayasan Bambu Lestari, serta dari Gema Perdamaian di wakili oleh Wayan Gunayasa, Drh. I Made Iwan Dewanta, M.M dan Ir. I Gusti Ketut Sujana, MBA selaku pengurus Paiketan Krama Bali, HIPMI Badung diwakili oleh A.A Bayu Joni Saputra S.E, M.M sekaligus sebagai ketua panitia Petitenget Festival, juga hadir I Nyoman Astama, S.E, CHA dari IHGMA DPD Bali.
Selanjutnya Suksma Bali akan menjadikan acara World Clean Up Day ini sebagai acara tahunan dan berkesinambungan sehingga tercipta destinasi Bali yang semakin berkualitas kedepan. (bbn/rls/rob)
Berita Badung Terbaru
Reporter: bbn/rls