Maestro Tari Tenun Pertama dan 2 Warga Jepang Melebur Bersama 2.000 Penari
Senin, 17 September 2018,
08:57 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Beritabali.com,Badung. Maestro tari tenun pertama, Ni Ketut Parmiani dan 2 warga Jepang "melebur" bersama 2.000 penari tenun yang berpartisipasi dalam pemecahan rekor MURI dalam ajang Petitenget Festival yang pertama kali digelar.
[pilihan-redaksi]
Parmiani yang telah menari sejak usia 8 tahun hingga sampai saat ini di usia senjanya. Masih tetap menari, dengan menguasai berbagai macam tarian tradisional Bali ini. Parmiani merupakan keponakan dari Sang Paman, I Nyoman Ridet yang merupakan sosok pencipta salah satu seni tari Tenun yang diciptakan pada tahun 1957. Ditemani keponakannya yang juga cucu dari sang pencipta tari Tenun I Nyoman Ridet, Made Audistia Listyarini, Parmiani terlihat gemulai dengan liukan tangan dan pinggulnya pada hari terakhir Festival, Minggu (16/9).
Parmiani yang telah menari sejak usia 8 tahun hingga sampai saat ini di usia senjanya. Masih tetap menari, dengan menguasai berbagai macam tarian tradisional Bali ini. Parmiani merupakan keponakan dari Sang Paman, I Nyoman Ridet yang merupakan sosok pencipta salah satu seni tari Tenun yang diciptakan pada tahun 1957. Ditemani keponakannya yang juga cucu dari sang pencipta tari Tenun I Nyoman Ridet, Made Audistia Listyarini, Parmiani terlihat gemulai dengan liukan tangan dan pinggulnya pada hari terakhir Festival, Minggu (16/9).
Selain Parmiani dan keponakannya, diantara 2.000 penari juga terlihat dua warga asal Jepang bernama Chihiro Morishita dan Emi Hatabaka. Kedua wanita ini terlihat cantik dan anggun berbusana tari Tenun. Sebelum menari, Chihiro Morishita dengan bahasa Indonesia yang sedikit terbata-bata mengatakan telah siap utuk ikut menari.
[pilihan-redaksi2]
Menurutnya selama latihan tari Tenun sama sekali tidak ada kendala karena dirinya memang senang menari. "Hampir tidak ada kendala yang bearti saya rasakan dalam mengikuti latihan tari tenun yang saya lakukan selama ini," ucapnya.
Menurutnya selama latihan tari Tenun sama sekali tidak ada kendala karena dirinya memang senang menari. "Hampir tidak ada kendala yang bearti saya rasakan dalam mengikuti latihan tari tenun yang saya lakukan selama ini," ucapnya.
Ia mengapresiasi festival Petitenget karena lebih kental tampilan seni dan budaya yang dinilai sangat berbeda sekali dengan festival yang sempat dikunjunginya.
"Festival ini sangat bagus karena lebih mendominasi unsur-unsur seni dan budaya Bali disuguhkan dan saya juga sangat senang ikut terlibat di dalamnya," tutupnya. (bbn/aga/rob)
Berita Badung Terbaru
Reporter: bbn/aga