Ibu Korban Gempa Sulteng Dewa Yoga: Nunas Tulung Doakan Anak Tiyang Pang Selamet
Selasa, 2 Oktober 2018,
23:55 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, TABANAN.
Beritabali.com,Tabanan. I Dewa Yoga Nata Kusuma (38) atlet Gate Ball Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah II Denpasar yang berasal dari Banjar Tegal Ambengan, Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan, Tabanan menjadi salah satu korban gempa Palu, Sulawesi Tengah.
[pilihan-redaksi]
Hingga saat ini keberadaan I Dewa Yoga Nata Kusuma belum diketahui, pasca hotel Roa Roa Palu tempatnya menginap rata dengan tanah akibat gempa berkekuatan 7,7 SR yang terjadi Jumat sore (28/9).
Hingga saat ini keberadaan I Dewa Yoga Nata Kusuma belum diketahui, pasca hotel Roa Roa Palu tempatnya menginap rata dengan tanah akibat gempa berkekuatan 7,7 SR yang terjadi Jumat sore (28/9).
Dewa Yoga berada di Palu untuk mengikuti kejuaraan Nasional Gateball Palu serangkaian HUT Kota Palu mewakili BPJN bersama dua orang rekannya di BPJN Denpasar. Dua orang rekanya selamat karena saat sampai di hotel tidak langsung istirahat melainkan keluar mencari makan. Sementara itu Dewa Yoga yang menginap di kamar lantai 7 saat sampai di hotel beristirahat di dalam kamar. Namun sesaat kemudian gempa mengguncang Kota Palu yang disusul dengan tsunami.
Keluarga Dewa Yoga yang ditemui di rumahnya di Banjar Ambengan, Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan, Selasa (2/10) mengaku pasrah karena kabar yang diterima keluarga masih simpang siur dan belum ada kepastian.
Ibunda Dewa Yoga, Dewa Ayu Yayu Ratna Dewi saat ditemui sejumlah wartawan menangis haru. Ia pun mengaku pasrah terkait kondisi putra pertamanya yang belum ditemukan. Hanya satu harapannya, anak yang yang pertama Dewa Yoga bisa kembali dengan keadaan selamat. "Nunas tulung doakan anak tiyang pang selamet (minta tolong doakan anak saya supaya selamat)," ujarnya sembari meneteskan air mata.
Sedangkan adik kandung Dewa Yoga, Dewa Bagus Dwipa Nata Kusuma (36) mengatakan, kakaknya tersebut berangkat ke Palu pada Jumat (28/9) pukul 03.00 Wita dari Banjar Mekayu, Desa Lalanglinggah tepat sang istri bekerja sebagai bidan PTT di Pustu Selemadeg Barat karena tinggal di mes.
Lalu ia mendapatkan jadwal pesawat pukul 13.00 Wita menuju Palu. Hanya saja pesawat tidak bisa langsung menuju Palu melainkan transit terlebih dahulu di Bandara Makasar. "Karena pesawat transit ke Makasar selama 5 jam, sebelum lepas landas kakak sempat nelpon saya, kebetulan mertua saya tinggal di Makasar, dia menanyakan apakah nitip sesuatu, saya bilang tidak ada nitip," terang Dewa Kusuma.
Selang beberapa jam kemudian, tepatnya Jumat sore, Dewa Kusuma melihat berita di televisi bahwa terjadi gempa 7,7 SC dibarengi tsunami di Kota Palu dan Kabupaten Donggala. Keluarga semuanya panik melihat berita yang tayang di Televisi tersebut.
Dirinya langsung menelpon sang kakak, namun sayang telepon dari Dewa Yoga tidak bisa dihubungi. "Ditelpon berkali-kali tidak bisa, kemudian saya telepon temanya yang ada di Denpasar," imbuhnya. Informasi yang didapat dari rekan Dewa Yoga pun tidak jelas, sebab sambungan telepon ke Palu pasca gempa memang mati total. Bahkan ada yang mengatakan sang kakak masih hidup karena sempat terdengar teriakan minta tolong dari pipa paralon hotel. "Dari informasi didapat, kakak menginap di hotel roa-roa lantai tujuh," bebernya.
Selain itu informasi didapat dari Denpasar jika Dewa Yoga terjebak didalam hotel karena sedang istirahat. Padahal dua rekannya yang berangkat bareng, Jumat sore sebelum gempa sudah mengajak Dewa Yoga keluar hotel untuk makan. Namun sayang Dewa Yoga memilih istirahat dan akan nyusul rekannya itu. Beberapa menit kemudian gempa mengguncang kota Palu. Kerusakan pun terjadi dimana-mana termasuk Hotel Roa-Roa ambruk rata dengan tanah.
Atas kondisi tersebut keluarga pun pasrah, termasuk istri Dewa Yoga, Gusti Ayu Gede Dina Karamani (30) terus menangis. Karena tidak tahan mendapat informasi tidak jelas maka istrinya memutuskan menyusul ke Palu bersama dengan adik ipar notabane istri dari Dewa Kusuma dan dua orang staff dari BPJN Denpasar.
[pilihan-redaksi2]
Akan tetapi sampai saat ini belum bisa menuju Palu karena pesawat belum bisa menuju ke Kota Palu. Mereka masih tinggal di rumah mertua Dewa Yoga di Makassar. "Sama istri saya kakak ipar di Makasar karena belum bisa ke Palu. Dia panik dan terus menangis," cerita Dewa Kusuma.
Akan tetapi sampai saat ini belum bisa menuju Palu karena pesawat belum bisa menuju ke Kota Palu. Mereka masih tinggal di rumah mertua Dewa Yoga di Makassar. "Sama istri saya kakak ipar di Makasar karena belum bisa ke Palu. Dia panik dan terus menangis," cerita Dewa Kusuma.
Menurut Dewa Kusuma, Dewa Yoga pria kelahiran 16 Mei 1980 adalah orang pendiam. Sebelum menjadi staff di BPJN Denpasar ia lulusan Sastra Inggris Universitas Udayana menjadi guru Bahasa Inggris di SMK Surya Wisata. Terkait dengan olahraga Gateball memang sering keluar kota ikut pertandingan. "Kami mohon doa, besar harapan kami semoga kakak selamat," ujarnya.
Dewa Yoga dikarunia tiga orang anak, diantaranya Dewa Ayu Nindya Natania (9) masih kelas 4 SD, anak kedua Dewa Gede Danendra Nata (6) masih TK nol besar lalu anak ketiga Dewa Nagus Nusakti Adi Nata baru berusia 1,5 tahun. (bbn/nod/rob)
Berita Tabanan Terbaru
Reporter: bbn/nod