Oceana Dorong Perusahaan Kurangi Jumlah Produksi Plastik
Senin, 29 Oktober 2018,
10:55 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Beritabali.com,Badung. Chief Policy Officer Oceana, Jacqueline Savitz menyebutkan daur ulang plastik tidak cukup untuk menjaga kelestarian, khususnya perikanan di laut dan mendorong perusahaan untuk mengurangi jumlah plastik.
[pilihan-redaksi]
“Pada akhirnya, tetap ada sisa yang terbuang. Jika selalu recycle, pada akhirnya juga mencemari lautan,” katanya saat jumpa pers Minggu (28/10) di Nusa Dua.
“Pada akhirnya, tetap ada sisa yang terbuang. Jika selalu recycle, pada akhirnya juga mencemari lautan,” katanya saat jumpa pers Minggu (28/10) di Nusa Dua.
Dirinya, juga tak ingin keindahan pantai Bali dirusak sampah plastik. Perusahaan yang terus-menerus menggunakan kemasan plastik disebutnya bisa menghancurkan tempat-tempat yang indah seperti Bali. Jadi, kata dia tidak ada negosiasi selain harus mencari solusi lain.
“Kita telah membuang satu truk sampah plastik ke lautan setiap menitnya. Mendaur ulang dan pengunaan kembali (reuse) bukan merupakan jalan keluar dari masalah ini. Kita harus mendorong perusahaan untuk mengurangi jumlah plastik yang mereka produksi dan mencari solusi alternatif untuk mengirimkan produk mereka,” ujar Jacqueline.
Karena itulah sebagai organisasi konservasi laut global, Oceana mendukung sepenuhnya upaya peningkatan transparansi perikanan dunia dan pengurangan produksi plastik pada konferensi Our Ocean di Nusa Dua pada 29 sampai 30 Oktober.
“Partisipasi Oceana dalam konferensi tersebut sebagai komitmen untuk menyelamatkan lautan kita dari ancaman penangkapan ikan berlebihan, penangkapan ikan ilegal, dan yang menghancurkan habitat. Kita telah membuat polusi pada lautan kita, mengambil ikan berlebihan, dan membunuh terlalu banyak spesies berharga dan kehidupan di bawah laut," ujarnya.
Sementara itu, Chief Executive Officer Oceana, Andre Sharpless mengatakan sampah plastik di darat pada akhirnya akan bisa menyebar ke laut. Jika sampah-sampah itu terus menumpuk di laut, lanjutnya maka kehidupan ikan di laut, maupun kekayaan yang terkandung di dalamnya akan terancam.
“Upaya pelestarian ini tak bisa dilakukan sendirian, akan tetapi harus melalui pendekatan negara,” jelasnya.
Dilanjutkan, pihaknya juga tidak kompromi terkait kantong plastik jenis yang mudah didaur ulang (degradable) yang menjadi perkecualian dirinya seperti yang digunakan banyak toko modern atau pusat perbelanjaan di Indonesia dimana dalam 1 sampai 2 tahun kantong seperti ini akan hancur sendiri.
“Kami tidak akan merekomendasikan itu. Tidak ada tawar-menawar dengan plastik,” ujarnya.
[pilihan-redaksi2]
Disampaikan, plastik jenis itu dinilai bisa hancur namun tidak sempurna dan tetap menjadi masalah terkait pendaurulangannya. Sejak tahun 2014 lalu, konferensi Our Ocean telah menghasilkan dana sebanyak USD 18 Miliar untuk konservasi dan telah melindungi lebih dari 12 juta kilometer laut di dunia.
Disampaikan, plastik jenis itu dinilai bisa hancur namun tidak sempurna dan tetap menjadi masalah terkait pendaurulangannya. Sejak tahun 2014 lalu, konferensi Our Ocean telah menghasilkan dana sebanyak USD 18 Miliar untuk konservasi dan telah melindungi lebih dari 12 juta kilometer laut di dunia.
"Oceana mendukung sepenuhnya upaya peningkatan transparansi perikanan dunia, dan pengurangan produksi plastik,"ucapnya. (bbn/aga/rob)
Berita Badung Terbaru
Reporter: bbn/aga