Ida Bagus Putu Gede Pasa, Tualen "Nyekala" dari Banjar Tegal
Minggu, 9 Desember 2018,
08:30 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com,Denpasar. Nama Ida Bagus Gede Pasa sulit dipisahkan dengan kejayaan seni pedalangan di Bali. Sebab, berkat seni pedalangan yang digeluti menjadikan brahmana yang akrab dipanggil Ida Bagus Dalang ini dikenal pencinta kesenian pertunjukan wayang kulit. Banyak kalangan menilai laki-laki kelahiran Geria Telaga, Tegal Denpasar ini dalang wayang terbaik pada zamannya.
[pilihan-redaksi]
Predikat dalang pada diri Ida Bagus Dalang ini tentu diperolah dari penyusuran senipedalangan yang cukup panjang. Proses mendalangnya muncul secara alamiah sekaligus pewaris dari ayah dan kakeknya. Sejak usia tjuh tahun ia mulai belajar mendalang. Proses itu sangat berkaitan dengan kebesaran nama keluarganya yang keturunan dalang wayang kulit.
Predikat dalang pada diri Ida Bagus Dalang ini tentu diperolah dari penyusuran senipedalangan yang cukup panjang. Proses mendalangnya muncul secara alamiah sekaligus pewaris dari ayah dan kakeknya. Sejak usia tjuh tahun ia mulai belajar mendalang. Proses itu sangat berkaitan dengan kebesaran nama keluarganya yang keturunan dalang wayang kulit.
Baginya, mendalang merupakan kiblat yang selalu bersentuhan dengan emosi manusia. Ia bisa bercemin tentang prilaku hidupnya dengan penjiwaan wayang yang dimainkan. Dalam proses perenungan yang makin dalam, ia pun merasakan memperoleh nasehat dari ketokohan wayang. Sebab penokohan wayang harus bersentuhan dengan manusia lain dalam hidupnya.
Sebagai dalang yang disegani masyarakat, pedalangan Ida Bagus Pasa bercirikan dengan ketokohan terhadap watak Tualen dan Werkudara atau Bima. Tertarik dengan ketokohan Tualen karena abdi panca sandawa dikenal sebagai sosok yang layak dipakai kerakyatannya.
[pilihan-redaksi2]
Sedangkan pilihan ketokohan pada Bima, karena anak kedua dari keluarga Panca Pandawa ini laksana manusia sejati. Tak kenal menyerah namun sadar dengan segala kekurangan. Ketokohan ini ia temukan setelah ia mapan menekun seni pedalangan.
Sedangkan pilihan ketokohan pada Bima, karena anak kedua dari keluarga Panca Pandawa ini laksana manusia sejati. Tak kenal menyerah namun sadar dengan segala kekurangan. Ketokohan ini ia temukan setelah ia mapan menekun seni pedalangan.
Proses turunan dalang di Geria Tegala telah menjadikan Ida Bagus Pasa dalang ketiga setelah kakek dan ayahnya yang juga mendalang. Kendati pun ia telah meninggal pada 30 Oktober 1980 lalu, riwayat pedalangannya tetap abadi berkat seorang anaknya, Ida Bagus Ngurah Widasna berhasil mewarisi kepiawaiannya hingga menjadi dalang terkenal dari Tegal, Denpasar. (bbn/rls/rob)
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: bbn/rls